Pengetahuan Harus dipertanggungjawabkan secara kritis
Tujuan pengetahuan adalah mencari kepastian yang tak
tergoyahkan. Sedangkan pengetahuan itu sendiri bersumber pada pengalaman dan
mau membahasakannya. Dengan demikian, di dalam pengetahuan terjadi interaksi
antara subyek dan obyek. Pengetahuan bukanlah sesuatu yang dimiliki untuk
selamanya, tetapi merupakan ekspresi reflektif pengalaman seseorang yang perlu
dimurnikan terus menerus. Dalam pemurnian itu perlu adanya dialog antar budi. Dalam dialog antar budi inilah ditampakkan,
bagaimana pengetahuan harus dipertanggungjawabkan.
Untuk mencapai kepastian yang tak tergoyahkan, perlu ada
jaminan yang mengatasi perbedaan antara pikiran dan kenyataan. Jika pikiran
menemukan sesuatu dalam obyek, hal ini bukan berarti bahwa pikiran membuat
sesuatu pada diri obyek, sehingga pikiran mengetahui sesuatu dari obyek dan
merumuskannya dalam konsep. Oleh karena itu pikiran tunduk
kepada evidensi, pikiran menemukannya bukan menentukannya.
Agar pikiran menemukan evidensi tersebut, ia harus
terbuka terhadap yang nyata dan mengadakan revisi terus menerus. Apabila
terjadi persetujuan akal, yang dijamin oleh evidensi yang memadai, maka
ditemukan kepastian yang tak tergoyahkan. Kepastian itu tak tergoyahkan sejauh
dijamin oleh prinsip-prinsip utama yaitu prinsip identitas, prinsip alasan
memadai, dan prinsip sebab efisien.
No comments:
Post a Comment