Etika Bisnis
Etika Terapan utk Dunia Bisnis
Definisi
•
Etika Bisnis: sebuah refleksi etis tentang dunia ekonomi. Refleksi ini
ingin mencari norma atau nilai moral yang harus dipraktekkan atau harus
dihindari
•
Mengikuti model ekonomi, etika bisnis berada di dalam 3 tahap:
•
- etika taraf makro: melihat aspek-aspek etis secara keseluruhan, masalah
keadilan, kapitalisme, dll. à Eropa
•
- etika taraf menengah: mempelajari
masalah-masalah etis di bidang pengorganisasian perusahan, buruh, lembaga
konsumen, perhimpunan profesi, dll.àJepang
•
- etika taraf mikro: mempelajari
masalah yg sifatnya individual, yakni soal tanggungjawab buruh-majikan,
manager-bawahan, produsen konsumen, à AS, Kanada
•
Tujuan Etika pada bisnis: memberi
nilai-nilai moral agar pelaku bisni tidak terjebak utk menjadi “hamba” uang
atau profit melainkan ekonomi dipakai utk menyejahterakan manusia
Sejarah Etika Bisnis
•
Etika Bisnis sendiri lahir pada tahun
1970-an bersamaan dengan lahirnya ilmu-ilmu terapan lainnya di AS (mis,
Bioetika)
•
Etika ini lahir didahului oleh reaksi
mahasiswa khususnya di Perancis (1968) yg menolak status quo (establishment),
suasana perang Vietnam.
•
Gerakan-gerakan pro kaum buruh dan menolak kerja sama antara militer dan
industri terjadi juga di mana-mana
•
Mahasiswa menolak kolusi antara militer
dan industri karena industri lebih melayani kepentingan militer dari pada
kepentingan umum.
•
Industri juga dianggap sebg biang keladi yg merusak lingkungan hidup
•
Puncak dari krisis itu adalah kasus “Watergate Affair” (perusahan membantu
dana kampanye presiden) yg melibatkan Presiden Richard Nixon, “Lockheed Affair”
(kasus korupsi komisi tentang pesawat)
Lahirnya Etika Bisnis
•
Pd thn 1970 para etikawan mulai
membahas tentang masalah moral dlm dunia bisnis
•
Keterlibatan mereka itu diperkuat juga
oleh keterlibatan para teolog untuk membicarakan masalah bisnis
•
Norman E. Bowie mencatat bahwa bulan
November 1974, ketika terjadi konferensi I tentang etika bisnis di Universitas
Kansas oleh Philosophy Departement bersama College of Business, adalah lahirnya
ilmu etika bisnis
•
Konferensi itu langsung
merekomendasikan pembentuk mata kuliah etika bisnis untuk menolong para manager
dan ekonom memahami apa yang boleh dan tidak boleh di dalam menjalankan bisnis
•
1980 etika bisnis sudah mempunyai
kurikulum sendiri sebagai ilmu etika terapan. Etika bisnis mencapai status
sebagai ilmu otonom dan digemari oleh mahasiswa
•
Sekedar gambaran saja, pd thn 1987, di
AS diberikan lebih dari 500 kuliah etikabisnis utk 40.000 mahasiswa
•
1990 etika bisnis tidak terbatas pada dunia barat. Ia dipandang luas
melampaui batas negara sejalan dg meluasnya bisnis itu sendiri
•
Runtuhnya komunis semakin memperkokoh kedudukan liberalisme di dunia dan
karena itu semakin urgen pula kebutuhan akan etika bisnis
•
Kota2 di Asia juga mendirikan pusat etika bisnis atau konferensi tentang
etika justeru di tempat2 bisnis terkenal seperti di Tokyo (1989), Kalkuta
(1992) Hongkong (1997)
•
Pendirian pusat etika bisnis ini ingin memperlihatkan bahwa moralitas
sangat dibutuhkan oleh dunia bisnis. Bisnis tanpa moralitas merupakan
penjajahan atau eksploitasi terhadap keadaan manusia itu sendiri
•
Jaman kita ini, sering kali dunia bisnis lebih dihormat. Kesuksesan dalam
bisnis, karena orang cepat menjadi kaya, dilihat sebagai pekerjaan yg
terhormat.
•
Namun di dalam sejarahnya, dunia bisnis dipandang hina, kotor dan tidak
pantas bagi manusia
•
Bisnis (perdagangan) dicurigai karena pasti tidak beretika.
Kebudayaan Yunani
•
Bagi orang Yunani, dagang dan kekayaan tidak patut bagi seorang manusia
yang terhormat. Bila ingin menjadi manusia terhormat, ia harus mencurahkan
perhatiannya pada seni, ilmu pengetahuan (filsafat) dan membela negara
•
Perdagangan hanya utk orang asing dan pendatang
•
Plato dlm Undang-Undang: letak negara harus 80 stadia (14 KM) dari pantai
supaya ia tidak terlibat dg perdangangan. Bisnis
penuh ketidaksetiaan, penipuan, kurang ramah.
•
Model ideal: negara agraris karena di dalam tidak ada perdagangan. Semua
setara dan saling menghargai
•
Bisnis akan membuat orang nafsu untuk memperoleh uang dg segala cara
•
Aristoles: menerima bisnis sbg sebuah kegiatan. Namun
bisnis ada 2 oikonomike tekhne (barter) dan khrematistike tekhne (dagang)
•
Oiokonomike: tukar-menuka barang
kebutuhan rumah tangga atau bisa memakai medium uang. Pertukaran ini dinilai
wajar (natural) karena terjadi pertukaran yg sejajar dan saling menolong
•
Khrematistike: tukar-menukar dg
interese utk mencari kekayaan. Pertukaran tsb tidak seimbang karena yg satu
memperdaya yg lain. Pertukaran ini sifatnya unnatural, bertentangan dg kodrat
•
Yg ditolak Aristoteles adalah
khrematistike uang keuntungan yg didapat bertentangan dg kodratnya sbg uang sbg
alat penukar
•
Hermes: dewa pelindung pencuri dan
pendagang
Pandangan Kristiani
•
KS melihat kekayaan sbg berkat namun
orang kaya diminta utk memperhatikan janda, yatim piatu (Mzm 49:17-19, Mt
5:1-12 par: kotbah di bukit; Mt 19:24: orang kaya sulit masuk KA; Mt 6:24:
kekayaan=mamon dan 1Tim 6:10: akar kejahatan) maka jangan menjadi hamba uang
(Ibr 13:15)
•
Perdangangan ditolak kalau sifatnya
mencari keuntungan
•
Pd jaman Patristik dan Abad Pertengahan
perdagangan ditolak atau dicurigai karena sifatnya yg suka mencari keuntungan.
•
Yg berdagang adalah orang Yahudi
•
Agustinus: Pedangan berkelakuan tanpa
dosa namun ia tidak berkenan di hadapan Tuhan à menjadi ekstrim pada abad sesudahnya:
bisnis tidak pantas pada orang Katolik (bdk. Pengusiran pedagang di Bait Alah
oleh Yesus)
•
Sebelum Reformasi ada usaha utk
menyatakan bahwa ada bisnis yg bermoral atau sekurang-kurang bersifat netral. Namun tetap dicurigai karena sifat
esensi dari bisnis adalah profit (keuntungan)
•
Namun ada jg usaha pemikiran yg positif dg melihat bahwa kualitas bisnis
itu tergantung kepada orangnya. Yg menentukan moralitas adalah manusia bukan pd
kegiatan itu sendiri, mis Thomas Aquinas
•
Yg ditolak adalah bisnis yg menipu, curang
dan mencari keuntungan
•
Sekurang-kurangnya harus dipandang sbg “tidak ada keberatan” atau “tidak
berdosa” bila orang mencari keuntungan
Pandangan Reformasi
•
Protestan: meneruskan konsep PL: kekayaan (atau keuntungan dari berdagang)
dilihat sbg berkat dari Tuhan atas kerja keras seseorang
•
Dalam berdagang orang bisa menjadi suci kalau ia mempraktekkan nilai-nilai
injili (bekerja keras)
•
Tesis Max Weber (1864-1920): kapitalisme di dunia ini didorong dan
dipengaruhi oleh etos kerja Protestan: mengutamakan nilai kerja keras dan hidup
asketis (pola hidup sederhana)
•
Dalam hidup asketis: keuntungan dihemat dan dipakai utk modal lagi. Bila
semua berlangsung baik maka dpt disimpulkan sbg berkat dari Allah
Bisnis Dewasa Ini
•
Sikap negatif terhadap bisnis tetap berlangsung terus hingga saat ini:
bisnis pasti hanya mencari keuntungan
•
Karena itu sifatnya egois: mengejar kepentingan sendiri malahan di dalam
persaingan bisa terjadi sesama dikorbankan demi keuntunganà sifat altruis (memperhatikan orang lain) hampir tidak
mungkin di dalam bisnis
•
Orang yg bekerja padanya tidak utk dibantu namun “dipakai” utk mengejar
keuntungan
•
Adam Smith (1723-1790): mengusulkan bahwa bisnis yg baik adalah bisnis yg
mencari keuntungan namun TIDAK MERUGIKAN orang lain
•
Tujuan bisnis jelas bukan berbuat amal
(altruis). Ia mencari
keuntungan namun ia ia tidak mencuri, menipu, manipulasi atau merugikan orang
lain
•
Minimal bisnis itu tidak kotor (atau
tidak mempraktekkan hal-hal yg kotor)
•
Kotornya bisnis karena adanya korporasi
perusahan besar yg “memakan” perusahan kecil atau perusahan swasta lebih kaya
dari kekayaan negaraà
kekayaan mengusai negara
•
Globalisasi: perdagangan lintas negara yg memakan dan menindas yg lemah
karena perusahan mengharapkan laba yg bisa dipakai utk ekspansi perusahannya
seluas mungkin
•
Bisnis yg baik adalah bisnis yg membawa keuntungan
•
Kolusi antara pebisnis dan penguasa (pemerintah)à menjadi kekuasaan yg menindas. Teori
ini dikemukan oleh Lord Acton (abad 19): power tends to corrupt, absolute power
corrups absolutely”
•
Soalnya bagaiaman membatasi “kuasa” yg
diciptakan oleh bisnis (dan penguasa) digunakan utk menunjang kesejahteraan
bersama?
•
Batasan moral: tidak semua yg bisa
dilakukan (utk mencari keuntungan) boleh dilaksanakan
No comments:
Post a Comment