SENGSARA WAFAT DAN KEBANGKITAN YESUS
Penderitaan
merupakan bagian tak terpisahkan dalam hidup manusia. Tak jarang penderitaan
dapat membawa kematian. Penderitaan dapat diakibatkan oleh berbagai sebab
antara lain: (1) akibat kesalahan sendiri, (2) disebabkan oleh orang lain, dan
(3)kesediaan demi memperjuangkan sesuatu hal yang baik.
Penderitaan itu sendiri
ditanggapi orang secara berbeda. (1) Ada orang yang bila menderita menjadi putus
harapan, menyalahkan diri sendiri, menyalahkan orang lain, bahkan menyalahkan
Tuhan. Akibatnya hidup terasa bagai beban dan tak punya arti lagi, muncul sikap
dendam pada orang lain, atau menjauhi Tuhan. Bila toh akhirnya ia mati, maka
kematiannya seolah merupakan kematian tanpa arti. Kematian merupakan akhir dari
segalanya. Tetapi (2) ada juga orang yang ketika menderita berusaha menjalaninya
dengan tabah, berusaha tegar, mendekatkan diri pada Tuhan untuk memohon
kekuatan dari-Nya, sehingga muncullah sikap positif dalam menghadapi
penderitaan tersebut, yaitu kesadaran bahwa penderitaan yang dialaminya adalah
demi perjuangan untuk memperoleh hidup yang lebih benar, lebih baik, lebih
adil, dan lebih bermartabat. Kalaupun kematian menyongsongnya, ia tidak terlalu
takut, bahkan kematian baginya dipandang sebagai awal kemenangan.
Dalam
perjalanan hidup-Nya, Yesus juga tak luput dari penderitaan bahkan sampai wafat
di kayu salib. Makna penderitaan yang dialami oleh Yesus pertama-tama merupakan
konsekuensi dari tugas perutusan-Nya untuk melaksanakan kehendak Bapa
mewartakan dan menegakkan Kerajaan Allah di dunia.
Sebagai
orang yang beriman, kita juga diajak untuk selalu meneladani sikap Yesus dalam
menghadapi penderitaan dan kematian yaitu bersikap tabah dan taat penuh pada
kehendak Tuhan melalui doa dan melalui penyerahan diri sepenuhnya kepada
Penyelenggaraan Ilahi.
Penderitaan
dan kematian Yesus bagi kebanyakan orang Yahudi pada zaman-Nya, Yesus dianggap
gagal, sia-sia dan seluruh karya-Nya seolah musnah seiring dengan kematian-Nya.
Dengan kematian-Nya, seolah-olah Yesus tidak akan pernah diperhitungkan lagi.
Tetapi
dengan peristiwa kebangkitan-Nya dari alam maut, Allah membalikkan semua
pemikiran tersebut. Kebangkitan Yesus membuat kehadiran Yesus tidak lagi
terbatas pada ruang dan waktu. Ia hadir dimana-mana dalam hati semua murid-Nya.
Kehadiran-Nya itu mampu mempengaruhi hati manusia, menjadi semangat hidup bagi
banyak orang.
Melalui
kebangkitan-Nya, orang-orang tidak hanya mengenang karya dan ajaran-Nya, tetapi
menjadikan Dia sebagai kekuatan hidup sehari-hari. Kehadiran-Nya mampu membuat
orang tidak hanya sanggup meneruskan karya-Nya melainkan secara aktif dan
kreatif melakukannya. Kebangkitan Yesus merupakan pembenaran dari Allah
terhadap sabda dan karya-Nya, pembenaran terhadap perjuangan Yesus Kristus.
Kebangkitan
Yesus adalah permulaan dari corak kehidupan baru, kelahiran baru dan permulaan
suatu kehidupan yang lebih mulia. Kisah kebangkitan Yesus sendiri tidak banyak
dilaporkan dalam Kitab Suci. Namun demikian, bukti-bukti yang dapat menunjukkan
bahwa Yesus benar-benar bangkit antara lain: para murid yang melihat kubur
Yesus terbuka dan kosong (Yohanes 20: 1-10),
kain kafan Yesus yang tertinggal, berita malaikat yang mengatakan Yesus
sudah bangkit, dan beberapa kali penampakan Yesus kepada murid-murid-Nya.
Kutipan Kitab suci yang dipakai: KEBANGKITAN YESUS (Yohanes
20: 1-10)
Secara singkat Pelararan materi SENGSARA WAFAT DAN KEBANGKITAN YESUS dapat di lihat dalam rangkuman. Rangkuman Pelajaran Klik di sini
Setelah Memahami pelajaran materi SENGSARA WAFAT DAN KEBANGKITAN YESUS silahkan kerjakan evaluasi.Evaluasi Pelajaran ini Klik di sini
No comments:
Post a Comment