Theology,Technology, and Philosophy, ENJOY!!

Pelajaran 7 9








YESUS PEDULI PADA PENDERITAAN SESAMA


KOMPETENSI DASAR

Memahami berbagai sifat dan sikap Yesus Kristus sehingga dapat meneladan dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

INDIKATOR

1.     Menyebutkan contoh sikap peduli terhadap sesama.
2.     Menceritakan pengalaman sendiri yang menunjukan kepeduliannya kepada penderitaan sesama.
3.     Menceritakan kepedulian Yesus terhadap sesama, menurut Lukas 6: 6-11.
4.     Merencanakan dan melaksanakan aksi nyata perwujudan sikap peduli terhadap sesama.
5.     Menjelaskan makna berdoa dalam kehidupan sehari hari.
6.     Menceritakan pengalaman kehidupan doa sehari-hari.
7.     Menjelaskan pengertian doa.
8.     Menguraikan sikap doa yang benar menurut Matius 6: 5-15.
9.     Menjelaskan alasan Yesus mengajarkan kita menyapa Allah dengan sebutan Bapa.
10.     Menyusun doa untuk orang yang menderita.
11.     Menjelaskan sikap yang benar dalam bergaul dalam mesyarakat yang beraneka ragam.
12.     Menyebutkan contoh sikap pergaulan Yesus tanpa pengkotakkan.


URAIAN MATERI 

Di zaman sekarang ini, sikap peduli terhadap sesama atau sikap tenggang rasa menjadi hal yang mudah diungkapkan tetapi tak mudah dilaksanakan. Keadaan semacam ini bisa terjadi karena sifat egois dan masa bodoh terhadap keadaan orang lain yang ada di sekitar kita.
Ketidakpedulian itu bisa terjadi  pada setiap kesempatan dan dalam berbagai situasi. Jika sikap ini tetap terpelihara maka kepedulian kita terhadap orang lain makin lama makin terkikis, karena segala sesuatu yang dilakukan hanya berorientasi pada keuntungan diri sendiri. Sikap tidak peduli itu akhirnya dapat menimbulkan kemiskinan, penderitaan, kesengsaraan, kejahatan yang makin merajalela. Dan akhirnya merusak tatanan hidup yang sudah mapan.
Situasi seperti diuraikan di atas, bisa juga menimpa kita baik dalam kehidupan keluarga, sekolah dan masyarakat. Sebagai contoh, keakraban dan cinta kasih menjadi kata-kata belaka. Di lingkungan pendidikan, banyak siswa yang putus sekolah, merosotnya disiplin siswa. Dalam masyarakat, sikap saling menghargai semakin lama semakin terkikis oleh egoisme, akhirnya terjadi jurang pemisah antara satu dengan yang lain.
Sikap peduli terhadap orang lain, diajarkan Yesus dalam karya-karya-Nya. Banyak peristiwa yang ditulis dalam kitab suci, mengisahkan tentang kedekatan Yesus dengan orang kecil/ orang yang disingkirkan dan orang yang tertindas. Dalam karya-Nya Yesus menyembuhkan orang kusta (Luk 6: 6-11) menyembuhkan orang sakit (Mat 4: 23-25) menyembuhkan orang buta (Mat 9: 27-31) dan masih banyak peristiwa lain yang dapat ditemukan dalam kitab suci perjanjian baru.
Apa yang telah diajarkan Tuhan Yesus itu tidak hanya cukup diketahui saja, melainkan harus diwujudkan dalam tindakan nyata; seperti mengunjungi orang sakit, menghibur yang kesusahan, membantu yang miskin. Bantuan dan perhatian dapat juga diwujudkan dalam bentuk doa.
Doa merupakan suatu sarana komunikasi antara manusia dengan Tuhan. Dalam doa terjadi komunikasi timbal balik. Artinya ketika kita berdoa Tuhan mendengarkan dan sebaliknya ada saat dimana kita harus membuka hati untuk mendengarkan sapaan Tuhan kepada kita. Dalam berdoa kita dapat menyatakan maksud dan niat kita; misalnya memuliakan Tuhan, bersyukur dan memohon.  Yang sering terjadi, kalau berdoa yang paling pertama adalah memohon.
Disamping itu dalam doa tidak hanya memikirkan kepentingan kita semata, melainkan juga untuk mendoakan sesama, lebih-lebih mereka yang menderita dan tersingkirkan. Hal ini mau menunjukkan bahwa hubungan kita dengan Allah harus mendorong kita untuk menjalin relasi dengan sesama.   Hal ini telah ditunjukkan oleh Yesus. Dalam karya-Nya, Yesus memulainya  dengan doa, Ia menjalin relasi dengan Bapa-Nya. (Luk 11: 1-13).
Tuhan Yesus selalu menyerahkan doa dan karya-Nya kepada Bapa dan  mengajarkan kepada kita untuk menyapa Allah sebagai Bapa kita (Mat 6: 5-15). Yesus tidak hanya berdoa untuk dirinya saja melainkan juga untuk murid-murid-Nya. Karena kita adalah muridnya, maka Iapun berdoa untuk kita (Yoh 17: 1-26). Doa bukan untuk dipamerkan kepada orang lain. Tujuan utama doa adalah berkomunikasi dengan Tuhan. Maka dalam berdoa harus disertai dengan sikap penyerahan, cinta kasih, keadilan dan pengampunan seperti terdapat dalam kitab suci.
Yesus berdoa untuk murid-Nya karena Ia selalu dekat dengan semua orang. Ia terbuka dan bergaul dengan siapa saja. Bagi Yesus tidak ada pengkotakkan dan kelas-kelas diantara manusia. Ia akrab dengan semua orang mulai dari golongan terhormat seperti para Imam (Yoh. 7: 42-52) dan juga penguasa bahkan penjajah (Mrk.7: 1-10). Yesus juga bergaul dengan para koruptor (Luk 19: 1-10), dengan para tuna susila (Luk. 7: 36-50; Yoh.8: 1-11) dan juga para penderita penyakit yang berbahaya yang dikucilkan oleh masyarakat. Ia juga mengunjungi orang kafir (Mat. 15: 21-28).
Sikap Yesus ini sangat bertentangan dengan ajaran bangsa Yahudi saat itu; yang melarang untuk bergaul dengan orang-orang yang dianggap berdosa. Dimata Yesus orang seperti inilah yang pantas mendapat pertolongan.




RANGKUMAN  
      
-           Sikap tidak peduli dapat merusak tatanan hidup, baik pribadi maupun lingkungan masyarakat.
-           Penyebab utama sikap tidak peduli adalah egoisme.
-           Sikap peduli terhadap sesama harus dipupuk sejak dini mulai dari dalam keluarga.
-           Yesus memberi contoh dengan peduli terhadap semua orang yang membutuhkan pertolongan dari-Nya.
-           Berdoa bukan saja mengungkapkan harapan dan permohonan kita saja, tetapi juga membiarkan Allah berbicara dalam diri kita.
-           Yesus memberikan contoh kepada kita untuk selalu mencari waktu berdoa, terutama sebelum melakukan karya yang besar.
-           Dalam doa-Nya, Yesus selalu berpasrah kepada Bapa di surga.
-           Yesus mengajarkan kita agar memanggil Allah dengan Bapa. (Mat 6: 5-15).



0 comments:

Post a Comment