Gereja dipanggil untuk menampilkan misteri keselamatan dalam Yesus Kristus
Persatuan Gereja dengan Kristus membawa konsekuensi pada
partisipasi dalam tugas Kristus sendiri, yakni bahwa Gereja dipanggil untuk
menampilkan misteri keselamatan dalam Yesus Kristus bagi dunia sekarang. Dalam
LG bab I ditunjuk disana istilah “Misteri Gereja”. Dengan istilah ini mau
ditujukkan hakikat Gereja sendiri. Kata “mysterion” dalam bahasa Yunani berarti
suatu rahasia yang tersembunyi, biasanya berkaitan dengan suatu yang religius.
Maka bagi orang Yahudi Kristen, kata itu mengungkapkan dengan tepat sekali
rencana dan tindakan Allah yang seringkali tidak terduga. Maka kalau Gereja
dipandang sebagai misteri, ini berarti Gereja dikaitkan dengan karya
penyelamatan Allah sendiri.
Pemahaman Gereja sebagai misteri ini ditegaskan kembali
dengan paham “sakramen”. Dalam LG 1 dikatakan “Gereja itu dalam Kristus
bagaikan sakramen”. Sacramentum dipakai
dengan kata yang sama dengan misteri, meski asalnya berbeda. Oleh karena itu
sakramen dipakai dalam arti misteri, yaitu segala peristiwa dimana karya
keselamatan Allah terjadi.
Jika Gereja dipanggil untuk menampilkan misteri keselamatan
Allah dalam Yesus Kristus maka hal ini langsung berkait dengan rencana
keselamatan Allah sendiri. Dengan menunjuk istilah sakramen, penjelasan Konsili
cukup klasik: “tanda dan sarana persatuan dengan mesra dengan Allah dan
kesatuan seluruh umat manusia”. Allah menyapa manusia melalui tanda. Maka dapat
dikatakan bahwa Kristus adalah sakremen pokok. Sedangkan Gereja merupakan
sakramen Kristus. Artinya, keselamatan yang disampaikan oleh Kristus,
disampaikan dalam Gereja. Gereja menjadi sakramen bukan dalam dirinya sendiri,
tetapi dalam Kristus. Gereja mewartakan Kristus dan menyampaikan terang
Kristus. Gereja sebagai “sakramen” sungguh merupakan tanda dan sarana
keselamatan, meski selalu harus dipahami bahwa itu terjadi dalam Kristus.
Bagi dunia sekarang
Dunia yang dimaksudkan KV II tidak pertama-tama berarti
kosmis. Kalau bebricara mengenai dunia, Konsili berbicara sebuah realiats
kehidupan manusia yang dinamis (GS 2). Aspek yang disinggung konsili: 1)
kenyataan komunitas manusia beserta semesta yang menjadi lingkungan hidupnya.
2) kenyataan temporal manusia. 3) Dunia yang tercipta dan diselenggarakan Allah
dsb.
Istilah dunia lebih berfokus pada realitas antropologis.
Panggilan Gereja untuk menampilkan misteri keselamatan Allah itu tetap relevan
bagi dunia sekarang karena Gereja masih hadir di dunia, hidup bersamanya dan
bertindak didalamnya. Gereja hadir bagaikan ragi dan penjiwa bagi masyarakat
manusia yang harus diperbarui dalam Kristus dan diubah menjadi keluarga Allah
(GS 40). Oleh karena itu, panggilan Gereja itu tidak bisa dipisahkan dari
peranan Gereja bagi dunia sekarang sebagaimana tercantum dalam GS bagian 1 bab
4. Pada bagian ini disebutkan berbagai usaha yang dilakukan Gereja dalam
perannya menampilkan keselamatan. Disatu pihak usaha itu dilakukan dengan
bantuan yang diberikan kepada setiap orang, masyarakat melalui kegiatan
manusiawi. Dilain pihak Gereja memperoleh bantuan dari dunia sekarang ini
(kemajuan teknolgi). Dengan demikian ada hubungan timbal balik antara Gereja
dan dunia (GS 40).
NB:
Pengertian Gereja:
1. 1).
Dalam PL, dari qahal ke Gereja: Kata Gereja berasal dari kata ecclesia (Lat)
atau ekklesia (Yun), yang berarti kumpulan, pertemuan atau rapat. Ekklesia
menunjuk kepada umat yang menjawab panggilan Yahweh untuk beribadat atau
mengadili sesuatu (Ul 9:10; Ul 23:31; Hak 21:5, 8; Mi 2:5). Kata ekklesia
terjemahan dari kata Ibrani qahal. Qahal menunjuk peretmuan orang-orang untuk
mengadakan Perjanjian Sinai (Ul 9:10; Ul 10:4; Ul 23:2). Di sini qahal berarti
bangsa yang dihimpun Yahwe. Qahal juga memiliki arti himpunan para pemimpin Israel
yang dikupulkan raja untuk mengambil putusan keagamaan atau kerumunan orang di
sekitar persembahan dan ibadat (1Taw 20:5,14; 2Taw 3:2,4; Mz 22:23; Mz 89:61;
Mz 149:1). Kata qahal dapat dibandingkan dengan kata edah, yang menunjuk pada
kelompok orang tertentu yang sudah ditentukan untuk meninggalkan Mesir dan
merayakan pesta Paska (kel 12:3). Kata ini juga berarti seluruh kelompok
sebagai bangsa, yang menerima laporan mata-mata (bil 13:26; Bil 14:1),
menyambut para pejuang kembali (Bil 31:12), dan menerima peratnggungjawaban
para pemimpin (Yos 9:18). Kata edah selalu identik dengan Israel, seluruh
bangsa Israel, dan tidak pernah dipakai untuk menyebut bangsa-bangsa bukan
Israel. Jadi edah berarti umat perjanjian secara keseluruhan, sedangkan qahal
berarti ungakapan resmi bagi perhimpunan yang berkumpul karena perjanjian itu.
2. Dalam PB: Kata ekklesia hampir tak tertulis
dalam keempat Injil, kecuali dalam Mat 16:18 dan Mat 18:17: a). Gereja menurut
Matius dan Lukas: Mat 18:17 mengartikan Gereja sebagai sejumlah orang yang
hidup dan bertemu di satu tempat dan memandang diri sendiri sebagai Israel
sejati karena disatukan oleh YK. Dalam Mat 16:18 ditunjuk ekklesia sebagai
perhimpunan eskatologis Umat Allah sejati. Menurut Lukas masa ekklesia adalah
bagiam dari sejarah keselamatan, diantara kebangkitan Yesus dan parusia.
Ada
beberapa pola Gereja dalam refleksi Lukas:
i.
Gereja adalah himpunan orang yang percaya
kepada karya Allah. Karya Allah yang dimaksudkan yaitu karya Allah yang dialami
Gereja Perdana sejak kebangkitan Yesus sampai parusia. Allah juga yang memberi
hidup kepada Gereja (kis 14:11-16; Kis 17:22-29).
ii.
Gereja adalah paguyuban orang yang percaya
akan karya Roh. Roh Yesus yang berkarya di tengah jemaat, menciptakan Gereja
dan menguatkan para rasul, seperti telah dijanjikan-Nya (Luk 4:4); Kis 1:4,8).
iii.
Gereja
adalah himpunan oarng yang bersatu karena sabda para rasul. Oleh dan dalam
sabda para rasul itu Roh Kudus mewahyukan kehendak-Nya. Inti isi pewartaan
mereka adalah kebangkitan YK dari antara orang mati. Dalam pewartaan sabda
mereka menyampaikan kabar gembira kepada seluruh manusia atas kuasa RK (Kis
26:23).
iv.
Gereja
adalah umat yang beriman, berdoa dan tersusun rapi. Umat mengimani isi
pewartaan dan berbuat selaras dengan pewartaan itu. Gambaran yang bagus
mengenai kehidupan jemaat ada dalam Kis 2:41-47.
3. Gereja menurut Paulus: Dalam surat-surat Paulus, Gereja
digambarkan sebagai:
i.
Umat
Allah dan ekklesia. Gereja dalam YK mempunyai kesinambungan dan sekaligus
kekhususan dengan Umat Allah dalam PL. Gereja menjadi pemenuhan Israel.
ii.
Tubuh
Kristus. Gambaran Gereja sebagai Tubuh Kristus mengandung lukisan tentang
hubungan Gereja dengan Kristus, dengan dunia dan warganya serta hubungan antar
warganya. Jemaah kristen adalah Gereja Kristus (Rm 16:16; 1Tes 2:14). Kristus
memang ada dalam Tuguh-Nya yakni Gereja, namun Kristus merupakan kepala bagi
jemaat-Nya (Kol 1:18) dan menjadi orientasi hidup Tubuh-Nya (bdk. Ef 4:15).
iii.
Kenisah
Allah. Ini berkait dengan gambaran Gereja sebagai bangunan (Ef 2:19), rumah (Ef
2:19; Gal 6:10). Dengan kenisah dibuka pewartaan eskatologis yaitu harapan bagi
keturunan Yahudi bahwa kenisah akan dipulihkan seperti dulu. Dalam Gereja sudah
mulai terwujud kenisah eskatologis itu. Dalam kenisah baru ini Allah berkarya
lewat Roh-Nya untuk memenuhi janji-Nya, "Aku akan tinggal diantara mereka,
menjadi Allah mereka dan mereka menjadi umat-Ku" (Im 26:11; Yeh 37:26; Za
8:8).
iv.
Mysterium
(rahasia). Gereja itu berasal dari rahasia penyelenggaraan ilahi. Hakikat Gereja
adalah misteri Allah menyelamatkan manusia dalam YK (bdk. Kol 1:16). Paulus
lebih sering memakai kata ekklesia, sebagai terjemahan kata qahal, untuk
mengungkapkan peristiwa pemenuhan panggilan Allah yang bertolak dari pewartaan
YK. Gereja memang peristiwa, terjadi dalam tempat tertentu. Gereja ada di
banyak tempat, tetapi hanya ada satu Gereja karena satu baptisan, satu Tuhan
dan satu meja (Ef 4:5).
0 comments:
Post a Comment