Theology,Technology, and Philosophy, ENJOY!!

Monday, January 28, 2013

Gereja Diwujudkan dalam communio dari paguyuban-paguyuban

Gereja Diwujudkan dalam communio dari paguyuban-paguyuban

          Konsili Vatikan II merefleksikan karya Roh Kudus di dalam Gereja dengan menggunakan gagasan communio. Secara mendasar, communio berarti persekutuan dengan Allah. Dalam, LG 2 dikatakan: “Berdasarkan pertimbangan yang maha bebas dan rahasia, kearifan dan kebaikan-Nya, Bapa Abadi menciptakan alam semesta, dan memutuskan untuk mengangkat manusia berpartisipasi dalam hidup ilahi.” Sama seperti dalam mysterium dalam judul bab 1 LG, begitu juga artikel 2 menekankan, bahwa Gereja sebagai communio berakar dalam keputusan Allah yang abadi untuk menciptakan manusia dengan tujuan agar ia dapat memperoleh kebahagiaan abadi dalam hidup ilahi, dalam communio Allah Tri Tunggal sendiri.
          Hal yang sama dapat kita temukan dalam konsitusi tentang Wahyu: “Maka dengan wahyu ini Allah yang tak kelihatan (bdk. Kol 1:15; Tim 1:17), karena cinta kasihNya yang melimpah ruah, menyapa manusia sebagai sahabat (bdk. Kel 33:11; Yoh 15:14-15) dan bergaul dengan mereka (bdk. Bar 3:38), guna mengundang dan menerima mereka dalam persekutuan-Nya” (DV 2). Begitu juga Ad Gentes a.3 menyebut “perdamaian dan persekutuan dengan Dia” sebagai alasan Allah untuk melaksanakan karya keselamatan yang khusus.
          Konstitusi pastoral Gaudium et Spes melihat “landasan yang unggul martabat manusia terletak dalam panggilannya untuk bersatu dengan Allah.” Maka baru dalam communio dengan Allah itu manusia dapat mencapai kepenuhan hakikatnya.
          Communio inilah yang merupakan tujuan universal seluruh sejarah umat manusia, terlaksana secara istimewa di dalam sejarah itu di dalam diri Yesus Kristus. Yesus Kristus adalah pengantara. Sebagai Putra Allah, Ia menerima kodrat manusia supaya dengan demikian kita manusia dapat mengambil bagian di dalam kodrat ilahi. “Maka melalui jalan inkarnasi sejati, Putra Allah berusaha menjadikan manusia mengambil bagian dalam kodrat ilahi” (AG 3). Menurut GS 22 Putra Allah seakan-akan mempersatukan diri dengan setiap manusia ketika Ia menerima kodrat manusiawi dalam inkarnasi: “Karena di dalam jelma-Nya menjadi daging, Putra Allah telah mempersatukan diri-Nya atas cara tertentu dengan setiap orang”.
          Communio antara Allah dan manusia yang diciptakan Yesus Kristus dalam hidup-Nya yang unik dan historis-konkret, dilanjutkan oleh Roh Kudus yang berdiam dalam hati orang beriman . Maka misteri Gereja adalah bahwa Roh dan melalui Kristus, kita manusia memiliki jalan kepada Bapa dan boleh mengambil dalam ‘kodrat ilahi’, dalam hidup communio Allah Tritunggal.  

Diwujudkan dalam paguyuban-paguyuban
          Melalui Sabda dan Sakramen manusia dipersatukan dengan Allah dan dimasukkan ke dalam persekutuan para orang beriman. Persekutuan orang beriman itu pada tempat pertama dan utama ialah jemaat setempat yang berkumpul untuk merayakan ekaristi. Tetapi jemaat-jemaat setempat itu dipanggil untuk ber-communio satu sama lain. Dengan demikian terbentuklah Gereja universal sebagai communio antara Gereja-gereja setempat yang masing-masing dibangun oleh Ekaristi sebagai komunio setempat.
          Communio antara jemaat-jemaat setempat diperlihatkan dan dijamin pada tingkat keuskupan oleh persatuan para pastor bersama Uskup sebagai pastor utama dalam keuskupannya. Komunio antara Gereja-gereja partikelir (keuskupan) diperlihatkan oleh para uskup yang merupakan satu colegium dengan Uskup Roma sebagai kepalanya. Perlu diperhatikan dengan seksama bahwa bahwa kolegium para uskup bersama Paus disebut asas dan landasan kelihatan dari kesatuan, sebab pada intinya kesatuan itu dijamin dan dan dilandasi oleh Allah Roh Kudus, Sang Pemersatu.

0 comments:

Post a Comment