SAKRAMEN INISIASI
Dalam
relasi, komunikasi, atau pertemuan dengan sesama kita sering menggunakan
simbol, tanda, atau lambang untuk mengungkapkan perasaan, pikiran, dan seluruh
keberadaan kita. Misalnya, seorang pemuda menyatakan cintanya kepada seorang
gadis tidak selalu dengan kata-kata atau perbuatan langsung, tetapi dengan
mengirim surat, mengirim bunga, memberi saputangan, dan sebagainya. Benda-benda
yang kelihatan itu melambangkan dan mengungkapkan hati dan perasaan sang pemuda
yang tidak terlihat. Simbol-simbol itu hanya dapat dimengerti oleh orang yang
terlibat langsung dengan si pemberi simbol.
Dalam
komunikasi atau pertemuan dengan Tuhan juga dipergunakan simbol-simbol atau
tanda. Tanda atau simbol dalam komunikasi atau pertemuan kita dengan Tuhan
disebut sakramen. Gereja sebagai persekutuan yang dijiwai oleh Roh Kudus adalah
suci dan mengungkapkan diri sebagai Sakramen Keselamatan (LG. Art 1; 9c). Namun
Gereja juga sekaligus harus selalu dibersihkan dan terus-menerus menjalankan
pertobatan dan pembaharuan (LG. Art 8c). Ke dalam, Gereja mengungkapkan karya
penyelamatan Kristus dengan tanda dan sarana penyelamatan Kristus yang kita
kenal dengan tujuh sakramen Gereja, yaitu, Sakramen Baptis, Ekaristi, Tobat,
Penguatan, Pengurapan Orang Sakit, Perkawinan, dan Tahbisan
Sakramen-sakramen
itu selalu memunculkan tiga aspek yaitu, aspek personal-manusiawi
(antropologis), yakni iman dan kesediaan orang yang menerimanya serta tanda
berupa kata/ perbuatan yang dapat dirasakan dan didengar serta dialami; aspek
Ilahi (Kristologis) yakni, kehadiran Allah, yang dalam hal ini tampak dalam
pribadi Yesus Kristus; aspek sosial/ jemaat (eklesiologis), yakni adanya
orang-orang yang hadir/ jemaat yang menyaksikan.
Gereja
sebagai persekutuan orang-orang beriman kepada Yesus Kristus mempunyai persyaratan
bagi setiap orang yang bergabung menjadi anggotanya. Syarat utama adalah
seseorang harus sungguh-sungguh beriman kepada Yesus Kristus sebagai Juru
Selamat sekaligus menyerahkan diri dan mau dibentuk hidupnya sesuai dengan
nilai-nilai Kerajaan Allah yang diwartakan oleh Yesus Kristus serta bersama
semua orang mau mewartakan dan mewujudkan nilai-nilai Kerajaan Allah itu dalam
kehidupan di masyarakat.
Setelah
persyaratan ini terpenuhi, seseorang akan memasuki inisiasi Kristen yang
meliputi empat masa, yaitu, prakatekumen: masa pemurnian motivasi calon,
diakhiri upacara pelantikan tahap I (menjadi katekumen); masa katekumenat:
pengajaran dan pembinaan iman, diakhiri dengan upacara pelantikan tahap II
(pengukuhan katekumen); masa persiapan terakhir: mempersiapkan diri menerima
sakramen inisiasi, diakhiri dengan upacara penerimaan sakramen-sakramen
inisiasi; masa mistagogi: masa pembinaan lanjutan setelah seseorang menerima
sakramen inisiasi. Dari segi liturgi ada tiga kegiatan penting selama masa itu,
yakni Pelantikan Katekumen (Tahap I), Pengukuhan Katekumen Terpilih (Tahap II),
dan Penerimaan Sakramen-sakramen Inisiasi (Tahap III).
Inisiasi
Kristen adalah seluruh proses menjadi orang Kristen. Sakramen inisiasi adalah
tiga sakramen yang dapat diterima oleh seseorang.
Sakramen
Inisiasi meliputi: Sakramen Baptis, Sakramen Penguatan, dan Sakramen Ekaristi.
Sakramen Baptis mengandung makna seseorang dilahirkan kembali dari air dan Roh.
Buah/ akibat atau rahmat pembaptisan adalah dibebaskan dari dosa; menjadi putera-puteri/
anak Allah; menjadi anggota Gereja, sebagai anggota Tubuh Kristus. Berkat
Sakramen Penguatan, ia menerima Roh Kudus dan dijadikan semakin menyerupai
Kristus, dan menyatakan dirinya telah dewasa dalam iman. Roh Kudus yang
dicurahkan dalam Sakramen Penguatan, seperti yang pernah dialami para rasul
pada hari Pentakosta. Dengan demikian, penerimaan Sakremen Penguatan mengandung
makna (akibat dari Sakramen Penguatan):
menjadikan kita sungguh anak Allah dan berkata, “Abba, ya Bapa” (Rm 8: 15);
menyatukan kita lebih teguh dengan Kristus; menambah di dalam kita karunia Roh
kudus; mengikat kita lebih sempurna kepada Gereja. Untuk menerima sakramen
penguatan seseorang harus dalam keadaan rahmat, maka dihimbau sebelum menerima
sakramen penguatan mereka menerima sakramen tobat terlebih dahulu. Pemberi
penguatan yang utama adalah Bapa Uskup yang intinya ada dalam penumpangan
tangan oleh Uskup kepada penerima sakramen penguatan.
Dalam
Sakramen Ekaristi, bersama seluruh umat Allah, seseorang merayakan kenangan
akan wafat dan kebangkitan Tuhan. Ekaristi berasal dari kata “eukharistia” yang
artinya puji syukur. Maka inti perayaan Ekaristi adalah puji syukur kepada
Allah atas karya penyelamatan-Nya. Makna Sakramen Ekaristi antara lain: ucapan
syukur dan pujian kepada Bapa atas karya penciptaan, penebusan, dan pengudusan;
kenangan akan kurban Yesus Kristus yang dapat dirasakan oleh segenap Gereja dan
anggotanya yang hadir dan merayakannya; kehadiran Kristus melalui kekuatan
Sabda-Nya dan Roh Kudus yang tampak nyata dalam Tubuh dan Darah-Nya dalam rupa
roti dan anggur yang kita sambut.
Kutipan Kitab suci yang dipakai: PENETAPAN
PERJAMUAN MALAM (Luk
22: 14-23), Dokumen Gereja
yang digunakan : Lumen Gentium Art. 1 dan art 9
NB: Lumen Gentium (disingakat LG) adalah salah satu dekrit
yang dihasilkan oleh Komisi Vetran II, berisi tentang tugas Gereja untuk
meneruskan karya Kristus membawa terang Injil kepada segala bangsa
Secara singkat
Pelajaran materi SAKRAMEN INISIASI dapat di
lihat dalam rangkuman. Rangkuman Pelajaran Klik di sini
Setelah Memahami
pelajaran materi SAKRAMEN INISIASI silahkan kerjakan evaluasi.Evaluasi Pelajaran ini Klik di sini
0 comments:
Post a Comment