Dalam
kehidupan bermasyarakat banyak muncul kelompok atau perkumpulan. Kita dapat
melihat orang-orang itu berkumpul di berbagai tempat, misalnya, di pos siskamling, di pasar, di
sekolah, atau di tempat lainnya. Semua kumpulan orang-orang di tempat-tempat
tersebut tidak dapat disebut sebagai persekutuan (komunio). Tidak ada
komunikasi dan interaksi lebih lanjut setelah itu. Yang dimaksud persekutuan
(komunio) tentu saja bukan seperti itu. Dalam persekutuan (komunio) atau
paguyuban, komunikasi dan interaksi berlangsung terus-menerus. Masing-masing
saling memperhatikan satu sama lain, saling memiliki, saling memberi, saling
mendukung, saling menasihati, saling mengingatkan, saling mengembangkan, saling
melayani, dan saling berusaha agar kebersamaam tersebut terus-menerus terjaga
keutuhannya demi kebahagiaan bersama.
Model
orang-orang yang berkumpul untuk membentuk
persekutuan (komunio) bisa kita lihat dalam kehidupan para murid Yesus,
sebagaimana dikisahkan dalam Kitab Suci (lih. Kis 2: 41-47). Persekutuan mereka
terbentuk berkat pengalaman yang sama yaitu sebagai murid-murid Yesus dan
orang-orang yang percaya kepada-Nya, setelah mendengar pewartaan tentang Yesus
Kristus. Kehidupan persekutuan mereka sangat menarik dan “berbeda” dibandingkan
dengan persekutuan yang ada di sekitar mereka saat itu. Mereka selalu hidup
dalam persekutuan dengan bertekun dalam pengajaran para rasul, selalu berkumpul
untuk memecahkan roti dan berdoa bersama, segala kepunyaan mereka adalah milik
bersama, satu sama lain saling melayani dan berkurban, selalu hidup dengan
gembira dan tulus hati, mereka juga saling mengenal, memiliki ikatan batin,
memiliki iman yang sama yaitu kepada Yesus Kristus dan menjalankan cara hidup
yang sesuai dengan kehendak Kristus. Persekutuan mereka itulah yang sering
disebut GEREJA PERTAMA atau GEREJA AWAL. Mereka adalah cikal bakal
Gereja yang hingga kini memiliki berbagai unsur keanggotaan Gereja.
Dalam
Gereja Katolik, kita dapat menjumpai diakon, imam, dan uskup, yang semuanya
biasa disebut pastor. Mereka bertugas melayani dalam hal: memimpin, mengajar,
dan menguduskan, melalui berbagai perayaan sakramen. Selain mereka itu, juga
ada suster dan bruder yang tergabung dalam Hidup Bakti (tarekat religius dan
tarekat sekular). Mereka membaktikan diri sepenuhnya bagi pewartaan kabar
gembira. Wujud konkrit dalam pelayanan mereka meliputi karya pendidikan,
kesehatan, rumah-rumah retret, pengolahan pertanian, asrama, panti asuhan, dan
sebagainya. Cara hidup mereka dalam biara-biara dan menjadi anggota suatu
komunitas, tarekat, atau kongregasi.
Masih
ada satu lagi anggota Gereja yang disebut kaum awam. Mereka adalah semua orang
beriman Kristiani yang bukan imam dan juga bukan biarawan. Peran mereka adalah
ikut melaksanakan perutusan segenap umat Kristiani dalam Gereja dan dunia, yang
berkarya sebagai pedagang, tenaga medis, petani, guru, pengemudi, dosen, dan
sebagainya. Walaupun kemampuan dan peran kaum awam ini berbeda satu dengan yang
lainnya, mereka semua memiliki martabat yang sama di hadapan Allah. Hal ini
telah disampaikan oleh Santo Paulus dalam surat yang berjudul “Banyak anggota
tetapi satu tubuh” (lih. 1 Kor 12: 12-18).
Gereja
dapat juga diartikan sebagai tubuh Kristus (satu tubuh) yang terdiri atas
banyak anggota dengan kemampuan serta peran yang berbeda-beda. Dalam perbedaan
itu, mereka semua bertanggung jawab untuk melaksanakan tugas mewartakan kabar
gembira. Agar dapat menjalankan perannya dengan baik, Gereja sebagai tubuh
Kristus dihidupi dan dibimbing oleh Roh yang satu, yaitu Roh Kristus sendiri.
Kutipan Kitab suci yang dipakai:
HIDUP JEMAAT PERTAMA (Kis 2: 41-47), BANYAK ANGGOTA TETAPI SATU
TUBUH ( 1 Kor 12: 12-18)
Secara singkat
Pelajaran materi GEREJA SEBAGAI KOMUNIO dapat di
lihat dalam rangkuman. Rangkuman Pelajaran Klik di sini
Setelah Memahami
pelajaran materi GEREJA SEBAGAI
KOMUNIO silahkan kerjakan evaluasi.Evaluasi Pelajaran ini Klik di sini
NB:
1. Berikut ini adalah data Paus Benedictus XVI (coutersy of wikipedia)
2. Berikut ini adalah data Kardinal dari Indonesia (coutersy of wikipedia) setelah Mgr.Justinus Darmojuwono (1977-1982)
KOMUNIO silahkan kerjakan evaluasi.Evaluasi Pelajaran ini Klik di sini
NB:
1. Berikut ini adalah data Paus Benedictus XVI (coutersy of wikipedia)
Benedict XVI | |
---|---|
Pope Benedict XVI in St. Peter's Square, Rome, 2010 |
|
Papacy began | 19 April 2005 |
Predecessor | John Paul II |
Orders | |
Ordination | 29 June 1951 by Michael von Faulhaber |
Consecration | 28 May 1977 by Josef Stangl |
Created Cardinal | 27 June 1977 |
Personal details | |
Birth name | Joseph Aloisius Ratzinger |
Born | Marktl, Bavaria, Germany |
16 April 1927
Nationality | German (along with Vatican citizenship) |
Denomination | Roman Catholic |
Parents | Joseph Ratzinger, Sr., Maria Peintner |
Previous post |
|
Motto | cooperatores veritatis (cooperators of the truth)[1] |
Signature | |
Coat of arms | |
Other Popes named Benedict |
2. Berikut ini adalah data Kardinal dari Indonesia (coutersy of wikipedia) setelah Mgr.Justinus Darmojuwono (1977-1982)
His Eminence Julius Darmaatmadja S.J. | |
---|---|
Kardinal-Uskup Agung Emeritus Jakarta | |
Gereja | Gereja Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga, Jakarta |
Keuskupan Agung | Jakarta |
Provinsi | Jakarta |
Ditunjuk | 11 Januari 1996 |
Kekuasaan berakhir | 28 Juni 2010 |
Pendahulu | Leo Soekoto |
Penerus | Ignatius Suharyo |
Lain-lain | Kardinal-Imam Santa Cuore di Maria |
Penugasan | |
Penahbisan | 18 Desember 1969 oleh Justinus Darmojuwono |
Konsekrasi | 29 Juni 1983 oleh Justinus Darmojuwono |
Menjadi Kardinal | 26 November 1994 |
Peringkat | Kardinal-Imam |
Data diri | |
Nama lahir | Julius Riyadi Darmaatmadja |
Lahir | 20 Desember 1934 Muntilan, Magelang |
Kewarganegaraan | Indonesia |
Denominasi | Katolik Roma |
Kediaman | Wisma Emmaus Girisonta, Semarang |
Posisi sebelumnya |
|
3. Berikut ini adalah data Keuskupan Indonesia (coutersy of wikipedia)
0 comments:
Post a Comment