Pengetahuan: Arti, macam, sumber, persoalan, ciri-ciri
Pengetahuan berbicara tentang segala sesuatu yang dapat diketahui
manusia. Pengetahuan berasal dari kata “tahu”, artinya: mengenal, mengetahui.
Ada beberapa taraf mengetahui: tahu halnya, tahu secara mendalam, tahu karena
bisa melakukan. Pengetahuan muncul karena ada relasi subyek dan obyek, melalui
indera dan akal budi. Hal ini dimungkinkan karena manusia bisa “mengambil jarak” dari obyek-obyek
tersebut. Mengambil jarak berarti menempatkan dirinya diluar obyek tersebut,
sedemikian hingga obyek berada didepannya.
Pengetahuan dikaji oleh epistemologi (Yun: epistemologi=
pengetahuan/ilmu), yaitu teori ilmu. Obyeknya adalah pengetahuan ilmiah, maka
meliputi: pra-andaiannya, konsep-konsep, struktur, sumber, metode dan
kesahihan.
Bagaimana orang sampai
pada pengetahuan?
Titik tolak pengetahuan adalah rasa kagum.
Rasa kagum ini muncul karena
ambivalensi (ketidakklopan) antara kesan dan kenyataan. Anggapan umum yang
terjadi adalah jika sesuatu hadir maka kita mengetahui kehadirannya dan kesanya
kita telah tahu hakikat benda itu. Hadir tidak sama dengan tahu, demikian juga
kesan tidak sama dengan kenyataan. Manusia berusaha mengatasi ambivalensi
tersebut. Maka dari itu ia memerlukan pertimbangan, yang meliputi: hakikat
(apanya), jangkauan (kualitas-kualitas obyek), dan evidensi (kejelasan obyek
pada dirinya sendiri). Aristoteles menyatakan bahwa dari kodratnya manusia
ingin tahu. Plato: filsafat mulai dengan rasa kagum. Socrates: orang bijaksana
tahu bahwa dirinya tidak tahu tentang banyak hal.
Persoalannya, bagaimana menyatukan antara kesan dan kenyataan? Common sense menjadi kriteria
kebenaran karena campuran dari insight-insight. Namun, common sense tidak selalu
benar. Misalnya bumi itu datar masih harus dicari kebenarannya. Common sense
harus direfleksikan. Descartes
dengan cogito ergo sum menekankan
pentingnya peranan subyek dalam mengetahui. Ia membedakan antara res cogitans sebagai subtansi
spiritual dan res extensa sebagai substansi meterial. Descartes mengalami
kebuntuan, pertama: bagaimana saya bisa keluar dari diri saya sendiri untuk
menjangkau hal-hal yang diluar saya? Kedua: bagaimana bisa terjadi pengetahuan
kalau ada dikotomi antara aku dan obyek? Husserl, dengan bipolaritas
kesadaran (kesadaran akan yang lain) menekankan pentingnya peran indera.
Subyek memang memiliki latar belakangnya sendiri, tetapi ia selalu berada dalam
kesadaran dengan yang lain. Maka pengetahuan mengandaikan adanya subyek lain.
Namun Husserl jatuh pada persoalan awal juga, yakni bagaimana membedakan kesan
dan kenyataan? Apa yang menjadi dasar pengetahuan? Indera atau pikiran?
Macam-macam pengetahuan. Kesulitan mengetahui mengenai pengetahuan
diperbesar karena adanya berbagai macam jenis pengetahuan. J. Maritain
mengamati bahwa ada banyak pengetahuan.
Ø
Menurut
sarana atau kemampuan yang digunakan: inderawi dan intelektif. Pengetahuan inderawi: pengetahuan yang dihasilkan oleh kemampuan indera.
Dibedakan inderawi lahir (meraba, melihat;
panca indera); inderawi batin (ingatan, kayalan). Pengetahuan intelekstif: berasal dari kedalaman jiwa. Obyek
pengetahuan tak dapat dikenal oleh indera karena tidak bersifat materiil
(Misal: Tuhan, keadailan).
Ø
Menurut
sosok obyeknya dan reaksi: persepsi dan reflektif. Pengetahuan persepsi: muncul secara spontan, sepintas dan langsung
menyentuh perasaan dan menggerakan reaksi.(lihat ular langsung meloncat). Pengetahuan reflektif: kebalikan dari pengetahuan persepsi,
menyangkut siapa diriku yang paling dalam.
Ø
Menurut
cara perumusan dan penyampaiannya: diskursif dan intuitif. Pengetahuan diskursif:
memperhatikan hubungan antar bagian-bagian, susunannya, sebab-akibat (Misal:
skripsi, orang diskusi). Pengetahuan
intuitif: pengetahuan yang memahami secara langsung keseluruhan (global)
setelah melihat salah satu aspek atau bagian dari keseluruhan (Misal melihat
mendung langsung mengangkat jemuran).
Ø
Menurut proses terjadinya: induktif dan deduktif. Pengetahuan induktif: pengetahuan yang menarik
kesimpulan umum dari sejumlah pengamatan-pengamatan konkret; bersifat tidak
pasti dan hipotetis saja, karena hanya mengambil sample saja. Sesudah dikianati
pacarnya seorang gadis berkesimpulan, lelaki tidak setia. Pengetahuan deduktif: pengetahuan yang menerapkan kesimpulan khusus
dari pengertian tentang hal-hal yang mendasar dan berlaku universal. Manusi
makluk bermartabat, maka saya tidak rela melihat pencuri yang tertangkap
dipukuli.
Sumber pengetahuan: 1. Persepsi: menusia menjadi sadar
akan…..melalui akal budi dan panca indera (Brentanno, M. Ponty) 2. Intelek
(Descartes, I. Kant) 3. Intuisi: kebenaran, estetika, moral, matematika 4.
analisa indera-persepsi: empirisisme (Hume, Locke, Barkeley).
Ciri-ciri pengetahuan 1) pengetahuan menambah kualifikasi keberadaan dan bukan kepemilikan. Dengan
pengetahuannya orang biasa disebut lebih tahu, lebih pandai dst. 2) Pengetahuan
sebagai kegiatan mempengaruhi subyek dari
dalam dan tidak menghasilkan sesuatu yang keluar, jadi pengetahuan
merupakan kegiatan imanen bukan transitif.
Dengan pengetahuannya, manusia menyempurnakan
diri (otoperfektif). 3) Pengetahuan bukan kegiatan bercorak kuantitatif melainkan kualitatif, karena menambah keberadaan
mutu subyek.
Melihat kompleksitas
pengetahuan manusia, maka pengetahuan dapat didefinisikan sebagai hubungan subyek dengan obyeknya, sedemikian
hingga, sehingga obyek itu dengan eksistensi dan kodratnya menjadi hadir dan
nyata pada subyek.
0 comments:
Post a Comment