Theology,Technology, and Philosophy, ENJOY!!

Monday, January 28, 2013

Pengetahuan: Arti, macam, sumber, persoalan, ciri-ciri


Pengetahuan: Arti, macam, sumber, persoalan, ciri-ciri


          Pengetahuan berbicara tentang segala sesuatu yang dapat diketahui manusia. Pengetahuan berasal dari kata “tahu”, artinya: mengenal, mengetahui. Ada beberapa taraf mengetahui: tahu halnya, tahu secara mendalam, tahu karena bisa melakukan. Pengetahuan muncul karena ada relasi subyek dan obyek, melalui indera dan akal budi. Hal ini dimungkinkan karena manusia bisa “mengambil jarak” dari obyek-obyek tersebut. Mengambil jarak berarti menempatkan dirinya diluar obyek tersebut, sedemikian hingga obyek berada didepannya.
          Pengetahuan dikaji oleh epistemologi (Yun: epistemologi= pengetahuan/ilmu), yaitu teori ilmu. Obyeknya adalah pengetahuan ilmiah, maka meliputi: pra-andaiannya, konsep-konsep, struktur, sumber, metode dan kesahihan.
          Bagaimana orang sampai pada pengetahuan? Titik tolak pengetahuan adalah rasa kagum. Rasa kagum ini muncul karena ambivalensi (ketidakklopan) antara kesan dan kenyataan. Anggapan umum yang terjadi adalah jika sesuatu hadir maka kita mengetahui kehadirannya dan kesanya kita telah tahu hakikat benda itu. Hadir tidak sama dengan tahu, demikian juga kesan tidak sama dengan kenyataan. Manusia berusaha mengatasi ambivalensi tersebut. Maka dari itu ia memerlukan pertimbangan, yang meliputi: hakikat (apanya), jangkauan (kualitas-kualitas obyek), dan evidensi (kejelasan obyek pada dirinya sendiri). Aristoteles menyatakan bahwa dari kodratnya manusia ingin tahu. Plato: filsafat mulai dengan rasa kagum. Socrates: orang bijaksana tahu bahwa dirinya tidak tahu tentang banyak hal.
          Persoalannya, bagaimana menyatukan antara kesan dan kenyataan? Common sense menjadi kriteria kebenaran karena campuran dari insight-insight. Namun, common sense tidak selalu benar. Misalnya bumi itu datar masih harus dicari kebenarannya. Common sense harus direfleksikan. Descartes dengan cogito ergo sum menekankan pentingnya peranan subyek dalam mengetahui. Ia membedakan antara res cogitans sebagai subtansi spiritual dan res extensa sebagai substansi meterial. Descartes mengalami kebuntuan, pertama: bagaimana saya bisa keluar dari diri saya sendiri untuk menjangkau hal-hal yang diluar saya? Kedua: bagaimana bisa terjadi pengetahuan kalau ada dikotomi antara aku dan obyek? Husserl, dengan bipolaritas kesadaran (kesadaran akan yang lain) menekankan pentingnya peran indera. Subyek memang memiliki latar belakangnya sendiri, tetapi ia selalu berada dalam kesadaran dengan yang lain. Maka pengetahuan mengandaikan adanya subyek lain. Namun Husserl jatuh pada persoalan awal juga, yakni bagaimana membedakan kesan dan kenyataan? Apa yang menjadi dasar pengetahuan? Indera atau pikiran?
          Macam-macam pengetahuan. Kesulitan mengetahui mengenai pengetahuan diperbesar karena adanya berbagai macam jenis pengetahuan. J. Maritain mengamati bahwa ada banyak pengetahuan.
Ø   Menurut sarana atau kemampuan yang digunakan: inderawi dan intelektif. Pengetahuan inderawi: pengetahuan yang dihasilkan oleh kemampuan indera. Dibedakan  inderawi lahir (meraba, melihat; panca indera); inderawi batin (ingatan, kayalan). Pengetahuan intelekstif: berasal dari kedalaman jiwa. Obyek pengetahuan tak dapat dikenal oleh indera karena tidak bersifat materiil (Misal: Tuhan, keadailan).
Ø   Menurut sosok obyeknya dan reaksi: persepsi dan reflektif. Pengetahuan persepsi: muncul secara spontan, sepintas dan langsung menyentuh perasaan dan menggerakan reaksi.(lihat ular langsung meloncat). Pengetahuan reflektif: kebalikan dari pengetahuan persepsi, menyangkut siapa diriku yang paling dalam.
Ø   Menurut cara perumusan dan penyampaiannya: diskursif dan intuitif. Pengetahuan diskursif: memperhatikan hubungan antar bagian-bagian, susunannya, sebab-akibat (Misal: skripsi, orang diskusi). Pengetahuan intuitif: pengetahuan yang memahami secara langsung keseluruhan (global) setelah melihat salah satu aspek atau bagian dari keseluruhan (Misal melihat mendung langsung mengangkat jemuran).
Ø   Menurut proses terjadinya: induktif dan deduktif. Pengetahuan induktif: pengetahuan yang menarik kesimpulan umum dari sejumlah pengamatan-pengamatan konkret; bersifat tidak pasti dan hipotetis saja, karena hanya mengambil sample saja. Sesudah dikianati pacarnya seorang gadis berkesimpulan, lelaki tidak setia. Pengetahuan deduktif: pengetahuan yang menerapkan kesimpulan khusus dari pengertian tentang hal-hal yang mendasar dan berlaku universal. Manusi makluk bermartabat, maka saya tidak rela melihat pencuri yang tertangkap dipukuli.

     Sumber pengetahuan: 1.  Persepsi: menusia menjadi sadar akan…..melalui akal budi dan panca indera (Brentanno, M. Ponty) 2. Intelek (Descartes, I. Kant) 3. Intuisi: kebenaran, estetika, moral, matematika 4. analisa indera-persepsi: empirisisme (Hume, Locke, Barkeley).
          Ciri-ciri pengetahuan 1) pengetahuan menambah kualifikasi keberadaan dan bukan kepemilikan. Dengan pengetahuannya orang biasa disebut lebih tahu, lebih pandai dst. 2) Pengetahuan sebagai kegiatan mempengaruhi subyek dari dalam dan tidak menghasilkan sesuatu yang keluar, jadi pengetahuan merupakan kegiatan imanen bukan transitif. Dengan pengetahuannya, manusia menyempurnakan diri (otoperfektif). 3) Pengetahuan bukan kegiatan bercorak kuantitatif melainkan kualitatif, karena menambah keberadaan mutu subyek.
          Melihat kompleksitas pengetahuan manusia, maka pengetahuan dapat didefinisikan sebagai hubungan subyek dengan obyeknya, sedemikian hingga, sehingga obyek itu dengan eksistensi dan kodratnya menjadi hadir dan nyata pada subyek.

0 comments:

Post a Comment