• Dalam banyak kesempatan Yesus mewartakan Kerajaan Allah dengan menggunakan perumpamaan-perumpamaan. Perumpamaan itu diambil dari hal-hal yang sangat dekat dengan dunia pendengarnya, misalnya dengan menggunakan simbol penabur, biji sesawi, dsb. Sesungguhnya bila Yesus menyampaikan warta tentang Kerajaan Allah, Ia berharap agar siapapun yang mendengarnya dapat mengerti kehendak Allah yang tersembunyi di balik perumpamaan tersebut (bandingkan Ayat 34-35)
• Tetapi pewartaan Yesus melalui perumpamaan baru akan dimengerti bila manusia memiliki sikap mau mendengarkan, tidak sekedar mendengar, tetapi memperhatikan dengan seksama, dan tidak sekedar melihat. Hanya mereka yang memiliki keterbukaan hati bagi kehendak Allah yang dapat menemukan pesan tersembunyi dari perumpamaan tersebut. (bandingkan Ayat 13)
• Perumpamaan penabur sudah dijelaskan Yesus dalam ayat 19-23. Melalui perumpamaan yang serupa, pada ayat 24-30, Yesus hendak menegaskan bahwa perjuangan menegakkan Kerajaan Allah bukanlah tindakan yang mudah. Perjuangan menegakkan Kerajaan Allah kerap mendapatkan halangan dan rintangan, terutama dari kekuatan jahat (musuh) yang menentang kebaikan dan kebenaran. Tetapi Yesus menegaskan bahwa kita harus kuat sehingga mampu mengalahkan kekuatan jahat apapun dan dari siapapun.
• Perumpamaan biji sesawi dan ragi hendak mengajarkan kepada kita, bahwa kadang-kadang perjuangan menegakkan Kerajaan Allah bisa dimulai dari hal-hal kecil, hal-hal yang nampak sepele. Tetapi bila yang sederhana itu ditekuni dan dibiasakan akan mampu memberi dampak kebaikan yang lebih besar.
• Perumpamaan harta terpendam dan mutiara berharga, hendak mengatakan bahwa bilamana Kerajaan Allah itu sebagai sesuatu yang penting dan berharga siapapun akan berusaha mencapainya, bahkan dengan berani berkorban meninggalkan dan menjual miliknya yang selama ini dianggap berharga.
• Yesus tidak memakai paksaan dan kekerasan dalam mewartakan Kerajaan Allah. Walaupun demikian, melalui perumpamaan pukat, di akhir zaman, manusia akan diadili dan dipisahkan antara yang menerima dan melakukan Kerajaan Allah dengan yang menolaknya
• Kerajaan baru bermakna dan membangun hidup kita bila kita mau mengosongkan diri, membongkar hidup kita yang lama, meninggalkan apa yang selama dianggap paling baik dan berguna bagi hidup, dan sepenuhnya menerima Yesus sebagai Juru Selamat yang lebih berharga dari segala-galanya dalam hidup.
• Tindakan Yesus yang dikisahkan diatas merupakan peristiwa mukjizat. Yesus membangkitkan Lazarus yang sudah empat hari mati dan dikuburkan. Orang-orang Yahudi mempunyai keyakinan, bahwa kuasa untuk membangkitkan orang mati hanya dimiliki Allah, karena Allahlah yang berkuasa atas kehidupan dan kematian. Maka ketika Yesus mampu melakukan itu, mereka heran.
• Injil Yohanes hendak menegaskan, bahwa mukjizat Yesus menjadi tanda heran, yang membuat orang bertanya siapa gerangan yang memampukan Yesus bisa melakukan hal itu? Bukankah hanya Allah yang bisa melakukannya? Kalau demikian siapa Dia?
• Tanda heran itu mengantar kepada iman akan Allah (bdk. Ayat 40). Bahkan lebih dari itu, mereka akhirnya percaya akan Yesus sebagai Mesias utusan Bapa (bandingkan Ayat 45). Karya keselamatan Allah diwujudnyatakan dalam diri Yesus.
• Dengan membangkitkan orang mati Yesus menunjukkan kepada dunia bahwa Allah berkuasa atas hidup dan kematian manusia, dan bahwa Ia tidak akan membiarkan manusia dikungkung oleh kematian, maka Ia membangkitkannya. Maka selayaknyalah manusia bersujud syukur atas karya Allah tersebut.