Theology,Technology, and Philosophy, ENJOY!!

Monday, January 28, 2013

Kesaksian Kitab Suci akan Pewahyuan Diri Allah

Kesaksian Kitab Suci akan Pewahyuan Diri Allah

          Hakikat dan isi Kitab Suci. Kitab Suci menjadi pewartaan dan penerusan wahyu secara tertulis. Kitab Suci menjadi ungkapan iman umat beriman. Allah yang mewahyukan diri ditanggapi oleh umat beriman di dalam bentuk tulisan. Jadi isi Kitab Suci adalah pergulatan iman umat beriman dalam usaha menanggapi wahyu Allah. Dalam Kitab Suci dapat dilihat Wahyu Allah yang ingin menyelamatkan manusia. Dalam Perjanjian Lama diungkapkan pergulatan iman bangsa Israel. Dalam Perjanjian Baru diungkapkan pergulatan iman Gereja Perdana dalam menanggapi Sang Wahyu yaitu Yesus Kristus.
          Dasar penulisan Kitab Suci. Yang menjadi kekhasan Kitab Suci adalah Sabda Allah sendiri. Kitab Suci disebut sebagai Sabda Allah karena ada unsur inspirasi ilahinya. Namun hal ini tidak bisa dipahami sebagai Allah sendiri yang menulis Kitab Suci atau Allah mendiktekakannya kepada penulis. Dengan bantuan Roh Kudus (DV 11), Allah memberikan ilham kepada penulis Kitab Suci, sehingga penulisan Kitas\b Suci menjadi sungguh-sungguh penulisan sabda Allah sendiri. Oleh karena itu Kitab Suci dijamin kebenaran-Nya, tidak bisa sesat, karena dijamin oleh inspirasi ilahi.
          Tujuan penulisan Kitab Suci. Kitab Suci menjadi wahyu Allah yang tertulis yamg bisa menjadi dasar dan tiang iman umat beriman. Pengalaman para rasul ketika bersama dengan Yesus diabadikan oleh Gereja Perdana dalam Perjanjian Baru sehingga bisa menjadi dasar pula bagi perkembangan Tradisi selanjutnya.
          Kanonisasi Kitab Suci. Di samping Kitab Suci yang ada saat ini, dahulu ada banyak tulisan-tulisan yang mencoba mengungkapkan pengalaman iman akan Allah. Akan tetapi ditentukan kriteria-kriteria kanonisasi sehingga tersusun Kitab Suci yang sekarang ini. Kriteria kanonisasi: 1) Berciri apostolis: berasal dari para rasul 2) Bersumber/inspirasi dari Roh Kudus.
          Hubungan KSPL dengan KSPB. Dalam KSPL, tata keselamatan diramalkan, diceritakan, diterangkan oleh para nabi dan pengarang Kitab Suci sebagai Sabda Allah yang benar (DV 14). Dalam Injil seluruh pewartaan KSPL ditampung sepenuhnya dan dalam KSPB memperoleh dan memperlihatkan maknanya yang penuh.

Pewahyuan Allah dalam Yesus Kristus
          Allah sejak semula ingin menyelamatkan umat manusia. Allah telah memulainya sejak Perjanjian Lama melalui sejarah keselamatan bangsa Israel. Rencana keselamatan Allah itu terus berjalan dan berpuncak pada peristiwa Yesus Kristus (DV 4). Yesus Kristus adalah puncak kepenuhan wahyu.
          Yesus Kristus adalah wahyu Allah. Di dalam kemanusiaan Yesus berdiam secara jasmaniah kepenuhan ke-Allah-an (Kol 2:9). Dalam diri Yesus yang kelihatan tersembunyi Allah yang tak kelihatan. Yesus sungguh Allah sungguh manusia. Ia sendiri mengatakan, “Barangsiapa melihat Aku melihat Bapa (Yoh 14:9). Dalam diri Yesus terdapat seluruh rencana keselamatan Allah.

Sampai kepada Manusia Sepanjang Sejarah
Perjanjian Lama
Allah mewahyukan diri sepanjang sejarah. Allah melalui segala ciptaan-Nya, mewahyukan diri sebagai Sang Pencipta. Dalam sejarah keselamatan, yang berpuncak pada peristiwa Yesus Kristus, Allah mewahyukan diri sebagai Sang Penyelamat. Proyek keselamatan Allah ini berlangsung sepanjang sejarah umat manusia. Ketika manusia jatuh dalam dosa, Allah memulai rencana keselamatan-Nya perjalanan sejarah keselamatan Israel. Hubungan Allah dengan manusia dilukiskan dengan hubungan Allah dan Israel yang selalu jatuh dan tidak setia pada Allah. Dengan perantaraan para nabi, Allah terus berusaha menarik bangsa Israel agar kembali kepada-Nya.

Perjanjian Baru
Akhirnya Allah mengutus Putera-Nya sendiri yakni Yesus Kristus. Yesus adalah puncak kepenuhan wahyu, puncak renacan keselamatan Allah sendiri. Melalui wafat dan kebangkitan-Nya, hadirlah keselamatan bagi dunia. Dialah jalan, sekaligus keselamatan itu sendiri. Zaman Yesus menjadi zaman baru. Keselamatan terbuka bagi seluruh dunia. Apa yang menjadi pewartaan Yesus dilanjutkan oleh para Rasul ke seluruh dunia. Dari pewartaan para Rasul ini tumbuhlah Gereja Perdana, yang dengan bimbingan Roh Kudus terus melanjutkan karya keselamatan Allah sampai sekarang.

Gereja
Gereja menjadi tanda kehadiran Yesus di dunia. Karya keselamatan Allah yang dinyatakan dalam diri Yesus Kristus dilanjutkan oleh Gereja-Nya dengan bimbingan Roh Kudus. Melalui Tradisi dan kesaksian Kitab Suci, Gereja terus melaksanakan karya keselamatan Allah sepanjang sejarah melalui ajaran-ajaran-Nya, melalui pengalaman konkret Gereja. Roh Kudus melanjutkan karya Yesus Kristus, yang melalui Gereja-Nya meneruskan wahyu Allah sampai kepada kepenuhan wahyu itu di akhir zaman, saat manusia bersatu dengan Allah sendiri.

0 comments:

Post a Comment