Theology,Technology, and Philosophy, ENJOY!!

Monday, January 28, 2013

Pengetahuan yang membahasakan pengalaman


Pengetahuan yang membahasakan pengalaman


          Pengetahuan selalu dirumuskan dengan pernyataan. Fungsi pernyataan adalah mengungkapkan segala kemungkinan abstrak yang belum terjadi, suatu dorongan untuk menimbulkan sikap psikologis, percaya, meragukan, mentaati dsb. Untuk merumuskan pengetahuan menjadi pernyataan, manusia menggunakan bahasa. Bahasa selalu terdiri dari simbol-simbol. Bahasa bukanlah sekumpulan simbol-simbol, melainkan suatu sistem yang memungkinkan terbentuknya simbol-simbol. Setiap unsur harus memiliki makna yang disetujui oleh umum. Dengan demikian bahasa dapat digunakan untuk komunikasi. Namun demikian bahasa memiliki keterbatasan, bahasa tidak dapat mengungkapkan semua yang ada dalam budi dan hati secara tepat. Selain itu kata-kata dalam bahasa tidak selalu memiliki arti yang pasti, jelas dan disting. Kadangkala artinya harus sesuai konteks.
          Pengetahuan merupakan korelasi antara pikiran dan kenyataan yang ditangkap oleh inder. Pengetahuan tidak hanya dapat diperoleh oleh indera atau pikiaran saja. Titik tolak pengetahuan harus melibatkan pengalaman, yang kemudian akan dipertanyakan oleh pikiran. Dalam hal ini, insight mempunyai peranan penting, yang memampukan subyek untuk menangkap pengalamannya menuju kepada kebenaran eksisensial.
          Pengetahuan yang ditangkap harus bersifat analog dan tidak univoks. Analogi berkaitan dengan obyek persepsi: entitas saintific, nilai pribadi, nilai moral. Semuanya itu menmapilkan evidensi yang berbeda-beda. Untuk itu membutuhkan partisipasi. Syarat terjadinya pastisipasi adalah adanya kebebasan. Artinya subyek secara bebas mau dan bersedia berpartisipasi dalam dialog intersubyektif. Menurut, Scheller, pengetahuan akan subyek lain mudah ditangkap dalam ekspresi dan simpati. Sedangkan menurut Sartre, rasa malu sebagai kenyataan fundamental yang menyebabkan seorang yakin akan kehadiran yang lain. Buber dengan I-Thou-nya menekankan bahwa aku berada hanya karena dengan engkau. Sedangkan bagi Marcel, pengetahuan mendalam mengenai manusia lain hanya mungkin ditemukan dalam cinta. Akhirnya Royce mengingatkan bahwa diri kita masing-masing adalah pengada sosial yang tidak pernah dapat dilepaskan dari konteks sosial kita.

0 comments:

Post a Comment