SAKRAMEN TOBAT
“Tiada gading yang tak retak“.
Ungkapan ini mengandung makna bahwa manusia tidak ada yang sempurna. Berarti tidak
ada seorangpun yang tidak pernah berbuat dosa. Gereja Katolik menyadari hal ini
karena setiap orang mempunyai kelemahan dan keterbatasan, Itulah sebabnya manusia kerap jatuh ke dalam
dosa. Santo Yohanes menyatakan bahwa orang yang menyatakan diri tidak berdosa
adalah penipu. Dengan kata lain, setiap orang berdosa (bdk 1 Yoh 1: 8); kecuali
Yesus dan Maria yang dilahirkan tanpa noda. Dosa itu adalah perbuatan melawan
cinta kasih Tuhan dan sesama, yang dilakukan secara sadar, sengaja, dan dalam
keadaan bebas.
Meskipun
demikan, ada orang yang secara jantan mau mengakuinya dan memohon maaf, namun
ada juga yang berusaha menutup-nutupi bahkan tidak mau mengakui. Sikap yang
pertama hanya mungkin dilakukan oleh orang yang sadar bahwa dosa akan berakibat
merusak kehidupan diri sendiri, merugikan orang lain, retaknya hubungan dengan
sesama dan dengan Allah, membuat hidup menjadi tidak damai. Sedangkan sikap
yang kedua bisa terjadi pada orang yang tidak mau kekurangannya diketahui orang
lain, mempertahankan gengsi, malu dan takut kalau-kalau orang lain menjauhi
dirinya. Justru sikap seperti itulah yang membuat orang selalu terjerumus ke
dalam dosa.
Akan tetapi,
Allah adalah Maha Rahim, Ia tidak mau manusia hidup dalam kurungan dosa. Dalam
kebaikannya, Ia selalu menanti manusia kembali kepadanya, membebaskannya, tanpa
memperhitungkan besarnya dosa manusia (lih. I Yoh 4: 16b). Allah selalu mengundang orang yang berdosa
untuk kembali bersatu dengan Dia. Ia mengundang orang berdosa untuk bertobat
(bdk I Yoh 1: 9)
Kerahiman Allah
terhadap orang yang berdosa digambarkan secara indah oleh Yesus dalam
perumpamaan “Anak yang Hilang” (lih. Luk 15: 11-32) dan dinyatakan dalam
kuasa-Nya sendiri untuk mengampuni dosa. Kuasa itulah yang diwariskan kepada
Gereja-Nya untuk memberikan pengampunan atas anggota Gereja yang bertobat (lih.
Yoh 20: 19-23; bdk. Mat 18: 20). Peristiwa tersebut di dalam Gereja terjadi di
dalam Sakramen Tobat, yang disebut Sakramen Rekonsiasi.
Sakramen Tobat
menjadi tanda dan sarana pemulihan hubungan yang retak atau rusak akibat
perbuatan dosa, menjadi suatu hubungan yang damai dan harmonis antara Allah dan
Manusia, Manusia dan Sesama, serta lingkungannya. Dengan menerima Sakramen
Tobat , orang secara pasti telah diampuni dosanya (lih Yoh 20: 23; bdk. Mat 18:
19).
Kutipan Kitab suci yang dipakai: Yoh 20: 19-23
Secara singkat
Pelajaran materi SAKRAMEN TOBAT dapat di
lihat dalam rangkuman. Rangkuman Pelajaran Klik di sini
Setelah Memahami
pelajaran materi SAKRAMEN TOBAT silahkan kerjakan evaluasi.Evaluasi Pelajaran ini Klik di sini
0 comments:
Post a Comment