Pelajaran TIK untuk SMP YOS SUDARSO METRO
Selama pembelajaran kita akan menggunakan blog ini sebagai sarana pembelajaran. segala informasi mengenai pembelajaran akan disampaikan lewat blog ini.
KELAS 7
MATERI 1
MATERI 2
MATERI 3
MATERI 4
MATERI 5
MATERI 6
KELAS 8
MATERI 1
MATERI 2
MATERI 3
MATERI 4
MATERI 5
MATERI 6
KELAS 9
MATERI 1
MATERI 2
MATERI 3
MATERI 4
MATERI 5
MATERI 6
Selama pembelajaran kita akan menggunakan blog ini sebagai sarana pembelajaran. segala informasi mengenai pembelajaran akan disampaikan lewat blog ini.
KELAS 7
MATERI 1
MATERI 2
MATERI 3
MATERI 4
MATERI 5
MATERI 6
KELAS 8
MATERI 1
MATERI 2
MATERI 3
MATERI 4
MATERI 5
MATERI 6
KELAS 9
MATERI 1
MATERI 2
MATERI 3
MATERI 4
MATERI 5
MATERI 6
SAKRAMEN TOBAT
KOMPETENSI DASAR
Memahami Sakramen Tobat
sebagai tanda dan sarana rekonsiliasi (pendamaian) antara manusia dengan Allah
dan manusia dengan sesamanya.
INDIKATOR
1.
Menjelaskan
pemahaman tentang dosa
2.
Menyebutkan
contoh-contoh perbuatan dosa
3.
Menyebutkan
sebab-sebab manusia jatuh ke dalam dosa
4.
Menjelaskan
akibat-akibat dosa
5.
Menjelaskan
sikap Allah yang Maha Rahim yang menantikan manusia untuk bertobat seperti
dikisahkan dalam Lukas 15: 11-32
6.
Menjelaskan
areti tobat dan hasil pertobatan
7.
Menjelaskan
makna Sakramen Tobat sebgai sakramen rekonsiliasi berdasarkan Yoh 20: 19-23
URAIAN MATERI
“Tiada gading
yang tak retak“. Ungkapan ini mengandung makna bahwa manusia tidak ada yang
sempurna. Berarti tidak ada seorangpun yang tidak pernah berbuat dosa. Gereja
Katolik menyadari hal ini karena setiap orang mempunyai kelemahan dan
keterbatasan, Itulah sebabnya manusia
kerap jatuh ke dalam dosa. Santo Yohanes menyatakan bahwa orang yang menyatakan
diri tidak berdosa adalah penipu. Dengan kata lain, setiap orang berdosa (bdk 1
Yoh 1: 8); kecuali Yesus dan Maria yang dilahirkan tanpa noda. Dosa itu adalah
perbuatan melawan cinta kasih Tuhan dan sesama, yang dilakukan secara sadar,
sengaja, dan dalam keadaan bebas.
Meskipun
demikan, ada orang yang secara jantan mau mengakuinya dan memohon maaf, namun
ada juga yang berusaha menutup-nutupi bahkan tidak mau mengakui. Sikap yang
pertama hanya mungkin dilakukan oleh orang yang sadar bahwa dosa akan berakibat
merusak kehidupan diri sendiri, merugikan orang lain, retaknya hubungan dengan
sesama dan dengan Allah, membuat hidup menjadi tidak damai. Sedangkan sikap
yang kedua bisa terjadi pada orang yang tidak mau kekurangannya diketahui orang
lain, mempertahankan gengsi, malu dan takut kalau-kalau orang lain menjauhi
dirinya. Justru sikap seperti itulah yang membuat orang selalu terjerumus ke
dalam dosa.
Akan tetapi,
Allah adalah Maha Rahim, Ia tidak mau manusia hidup dalam kurungan dosa. Dalam
kebaikannya, Ia selalu menanti manusia kembali kepadanya, membebaskannya, tanpa
memperhitungkan besarnya dosa manusia (lih. I Yoh 4: 16b). Allah selalu mengundang orang yang berdosa
untuk kembali bersatu dengan Dia. Ia mengundang orang berdosa untuk bertobat
(bdk I Yoh 1: 9)
Kerahiman Allah
terhadap orang yang berdosa digambarkan secara indah oleh Yesus dalam
perumpamaan “Anak yang Hilang” (lih. Luk 15: 11-32) dan dinyatakan dalam
kuasa-Nya sendiri untuk mengampuni dosa. Kuasa itulah yang diwariskan kepada
Gereja-Nya untuk memberikan pengampunan atas anggota Gereja yang bertobat (lih.
Yoh 20: 19-23; bdk. Mat 18: 20). Peristiwa tersebut di dalam Gereja terjadi di
dalam Sakramen Tobat, yang disebut Sakramen Rekonsiasi.
Sakramen Tobat
menjadi tanda dan sarana pemulihan hubungan yang retak atau rusak akibat
perbuatan dosa, menjadi suatu hubungan yang damai dan harmonis antara Allah dan
Manusia, Manusia dan Sesama, serta lingkungannya. Dengan menerima Sakramen
Tobat , orang secara pasti telah diampuni dosanya (lih Yoh 20: 23; bdk. Mat 18:
19).
RANGKUMAN
-
Dosa
adalah perbuatan melawan cinta kasih Tuhan dan sesama yang dilakukan secara
sadar, sengaja, dan dalam keadaan bebas.
-
Contoh-contoh
perbuatan dosa: hidup penuh dengan kemewahan, berfoya-foya, pelacuran, melawan nasihat
orangtua, terlibat narkoba, tidak pernah ke gereja, dan sebagainya.
-
Sebab-sebab
manusia jatuh ke dalam dosa: tidak mau kekurangannya diketahui orang lain,
mempertahankan gengsi, malu, merasa takut kalau-kalau orang lain menjauhi
dirinya
-
Akibat-akibat
dosa antara lain merusak diri sendiri, merugikan orang lain, retaknya hubungan
dengan sesama, dengan lingkungan, dan dengan Tuhan, membuat hidup tidak damai.
-
Injil
Luk 15: 11-32
o
Anak
bungsu dalam teks tersebut tidak lain adalah manusia yang berdosa. Si bungsu
meninggalkan sesamanya dan kelimpahan rahmat-Nya dan hidup menurut kemauannya
o
Bapa
dalam teks di atas menggambarkan Allah sendiri, Bapa yang Maha Rahim. Dengan
kasih-Nya, Ia menerima kembali si bungsu yang telah berdosa dan bersatu dengan-Nya.
o
Si
bungsu berani mengakui perbuatannya di hadapan bapanya dan sebagai tebusannya
ia rela tidak lagi di sebut anak bapanya dan rela menjadi seorang upahan
bapanya.
o
Allah
adalah Bapa yang Maharahim. Dengan kasih-Nya ia senantiasa merindukan mereka
yang berdosa kembali kepada-Nya. Dia siap menerima orang bertobat, setiap saat.
Adalah kegembiraan bagi-Nya bila seseorang bertobat sehingga ia merasa hal itu
patut dirayakan.
-
Tobat
adalah tindakan secara sadar, bebas, dan penuh kerendahan hati mengakui segala
perbuatan dosa, dan berjanji tidak mengulangi lagi. Dengan demikian hasil
pertobatan itu memulihkan kembali hubungan yang rusak akibat perbuatan dosa
menjadi suatu hubungan yang damai dan harmonis antara Allah dan manusia, serta
manusia dan sesama dan lingkungan.
-
Injil
Yoh 20: 19-23
o
Roh
Kudus merupakan sumber kekuatan, yang juga merupakan Roh Kristus sendiri yang
dilimpahkan dalam setiap sakramen Gereja
termasuk Sakramen Tobat. Dengan Roh Kudus itu pula memberi rahmat
pengampunan dalam Sakramen Tobat.
o
Gereja
Katolik oleh Yesus Kristus diberi tugas untuk membimbing umatnya supaya menjadi
semakin sempurna dengan jalan menyucikan hidupnya. Salah satu cara menyucikan
hidup yaitu melalui Sakramen Tobat ini (Yoh 20: 21-23).
0 comments:
Post a Comment