YESUS PEDULI
PADA PENDERITAAN SESAMA
KOMPETENSI DASAR
Memahami berbagai sifat dan
sikap Yesus Kristus sehingga dapat meneladan dan menerapkannya dalam kehidupan
sehari-hari.
INDIKATOR
1.
Menyebutkan
contoh sikap peduli terhadap sesama.
2.
Menceritakan
pengalaman sendiri yang menunjukan kepeduliannya kepada penderitaan sesama.
3.
Menceritakan
kepedulian Yesus terhadap sesama, menurut Lukas 6: 6-11.
4.
Merencanakan
dan melaksanakan aksi nyata perwujudan sikap peduli terhadap sesama.
5.
Menjelaskan
makna berdoa dalam kehidupan sehari hari.
6.
Menceritakan
pengalaman kehidupan doa sehari-hari.
7.
Menjelaskan
pengertian doa.
8.
Menguraikan
sikap doa yang benar menurut Matius 6: 5-15.
9.
Menjelaskan
alasan Yesus mengajarkan kita menyapa Allah dengan sebutan Bapa.
10.
Menyusun
doa untuk orang yang menderita.
11.
Menjelaskan
sikap yang benar dalam bergaul dalam mesyarakat yang beraneka ragam.
12.
Menyebutkan
contoh sikap pergaulan Yesus tanpa pengkotakkan.
URAIAN MATERI
Di zaman
sekarang ini, sikap peduli terhadap sesama atau sikap tenggang rasa menjadi hal
yang mudah diungkapkan tetapi tak mudah dilaksanakan. Keadaan semacam ini bisa
terjadi karena sifat egois dan masa bodoh terhadap keadaan orang lain yang ada
di sekitar kita.
Ketidakpedulian
itu bisa terjadi pada setiap kesempatan
dan dalam berbagai situasi. Jika sikap ini tetap terpelihara maka kepedulian
kita terhadap orang lain makin lama makin terkikis, karena segala sesuatu yang
dilakukan hanya berorientasi pada keuntungan diri sendiri. Sikap tidak peduli
itu akhirnya dapat menimbulkan kemiskinan, penderitaan, kesengsaraan, kejahatan
yang makin merajalela. Dan akhirnya merusak tatanan hidup yang sudah mapan.
Situasi seperti
diuraikan di atas, bisa juga menimpa kita baik dalam kehidupan keluarga,
sekolah dan masyarakat. Sebagai contoh, keakraban dan cinta kasih menjadi
kata-kata belaka. Di lingkungan pendidikan, banyak siswa yang putus sekolah,
merosotnya disiplin siswa. Dalam masyarakat, sikap saling menghargai semakin
lama semakin terkikis oleh egoisme, akhirnya terjadi jurang pemisah antara satu
dengan yang lain.
Sikap peduli
terhadap orang lain, diajarkan Yesus dalam karya-karya-Nya. Banyak peristiwa
yang ditulis dalam kitab suci, mengisahkan tentang kedekatan Yesus dengan orang
kecil/ orang yang disingkirkan dan orang yang tertindas. Dalam karya-Nya Yesus
menyembuhkan orang kusta (Luk 6: 6-11) menyembuhkan orang sakit (Mat 4: 23-25)
menyembuhkan orang buta (Mat 9: 27-31) dan masih banyak peristiwa lain yang
dapat ditemukan dalam kitab suci perjanjian baru.
Apa yang telah
diajarkan Tuhan Yesus itu tidak hanya cukup diketahui saja, melainkan harus
diwujudkan dalam tindakan nyata; seperti mengunjungi orang sakit, menghibur
yang kesusahan, membantu yang miskin. Bantuan dan perhatian dapat juga
diwujudkan dalam bentuk doa.
Doa merupakan
suatu sarana komunikasi antara manusia dengan Tuhan. Dalam doa terjadi
komunikasi timbal balik. Artinya ketika kita berdoa Tuhan mendengarkan dan
sebaliknya ada saat dimana kita harus membuka hati untuk mendengarkan sapaan
Tuhan kepada kita. Dalam berdoa kita dapat menyatakan maksud dan niat kita; misalnya
memuliakan Tuhan, bersyukur dan memohon. Yang sering terjadi, kalau berdoa yang paling
pertama adalah memohon.
Disamping itu dalam
doa tidak hanya memikirkan kepentingan kita semata, melainkan juga untuk
mendoakan sesama, lebih-lebih mereka yang menderita dan tersingkirkan. Hal ini
mau menunjukkan bahwa hubungan kita dengan Allah harus mendorong kita untuk
menjalin relasi dengan sesama. Hal ini
telah ditunjukkan oleh Yesus. Dalam karya-Nya, Yesus memulainya dengan doa, Ia menjalin relasi dengan
Bapa-Nya. (Luk 11: 1-13).
Tuhan Yesus
selalu menyerahkan doa dan karya-Nya kepada Bapa dan mengajarkan kepada kita untuk menyapa Allah
sebagai Bapa kita (Mat 6: 5-15). Yesus tidak hanya berdoa untuk dirinya saja
melainkan juga untuk murid-murid-Nya. Karena kita adalah muridnya, maka Iapun
berdoa untuk kita (Yoh 17: 1-26). Doa bukan untuk dipamerkan kepada orang lain.
Tujuan utama doa adalah berkomunikasi dengan Tuhan. Maka dalam berdoa harus
disertai dengan sikap penyerahan, cinta kasih, keadilan dan pengampunan seperti
terdapat dalam kitab suci.
Yesus berdoa
untuk murid-Nya karena Ia selalu dekat dengan semua orang. Ia terbuka dan bergaul
dengan siapa saja. Bagi Yesus tidak ada pengkotakkan dan kelas-kelas diantara
manusia. Ia akrab dengan semua orang mulai dari golongan terhormat seperti para
Imam (Yoh. 7: 42-52) dan juga penguasa bahkan penjajah (Mrk.7: 1-10). Yesus
juga bergaul dengan para koruptor (Luk 19: 1-10), dengan para tuna susila (Luk.
7: 36-50; Yoh.8: 1-11) dan juga para penderita penyakit yang berbahaya yang
dikucilkan oleh masyarakat. Ia juga mengunjungi orang kafir (Mat. 15: 21-28).
Sikap Yesus ini
sangat bertentangan dengan ajaran bangsa Yahudi saat itu; yang melarang untuk
bergaul dengan orang-orang yang dianggap berdosa. Dimata Yesus orang seperti
inilah yang pantas mendapat pertolongan.
RANGKUMAN
-
Sikap
tidak peduli dapat merusak tatanan hidup, baik pribadi maupun lingkungan
masyarakat.
-
Penyebab
utama sikap tidak peduli adalah egoisme.
-
Sikap
peduli terhadap sesama harus dipupuk sejak dini mulai dari dalam keluarga.
-
Yesus
memberi contoh dengan peduli terhadap semua orang yang membutuhkan pertolongan
dari-Nya.
-
Berdoa
bukan saja mengungkapkan harapan dan permohonan kita saja, tetapi juga
membiarkan Allah berbicara dalam diri kita.
-
Yesus
memberikan contoh kepada kita untuk selalu mencari waktu berdoa, terutama
sebelum melakukan karya yang besar.
-
Dalam
doa-Nya, Yesus selalu berpasrah kepada Bapa di surga.
-
Yesus
mengajarkan kita agar memanggil Allah dengan Bapa. (Mat 6: 5-15).
0 comments:
Post a Comment