SAKRAMEN PENGURAPAN ORANG SAKIT
Sebagian besar manusia sangat menghargai hidup, terutama hidupnya
sendiri. Wujud bahwa seseorang menghargai hidup antara lain: seseorang selalu
mengusahakan kesehatan badannya, saat sakit selalu berusaha untuk sembuh, dan
tidak ada orang yang ingin dirinya, badannya atau hidupnya mengalami
penderitaan dan sakit. Namun demikian, sehebatnya manusia berusaha, adakalanya
ia tetap pernah mengalami sakit (penderitaan sakit).
Ada berbagai sikap/ perasaan orang saat mengalami sakit, antara lain; ia
merasa bersalah, merasa takut, merasa sendirian, merasa diri menjadi orang yang
terbuang, menyalahkan orang lain, merasa ditinggalkan keluarga dan sebagainya.
Perasaan-perasaan tersebut menjadikan orang semakin tertutup, putus asa dan
bahkan bisa berontak kepada Tuhan. Sikap yang baik yang hendaknya dikembangkan
pada saat mengalami sakit adalah menyikapinya secara positif yaitu dengan
menyesali perbuatan-perbuatannya yang keliru, banyak berdoa dan berserah diri
kepada Tuhan. Dalam ketidak berdayaan seperti itu, seorang yang sakit
sangat-sangat membutuhkan pendampingan, penghiburan dan kekuatan baik dari
sesama maupuin dari Tuhan.
Dalam Perjanjian Lama dikatakan bahwa sakit yang diderita oleh seseorang
adalah merupakan akibat dari dosa yang telah dia perbuat. Jadi ketika Yesus
menyembuhkan orang yang sakit, berarti Ia juga mengampuni dosa orang tersebut.
Sebagai contoh, ketika Yesus menyembuhkan orang yang sakit, Ia mengatakan
“dosamu diampuni” maka orang tersebut sembuh dari sakitnya. Yesus datang untuk
menyembuhkan manusia secara utuh, jiwa dan raga.
Gereja sampai saat ini juga senantiasa memperhatikan orang yang sakit,
yaitu dengan memberikan pendampingan kepadanya melalui pemberian Sakramen
Pengurapan Orang Sakit. Sakramen ini diberikan kepada orang beriman yang merasa
mulai menghadapi bahaya maut karena sakitnya atau karena lanjut usia atau orang
yang menghadapi operasi besar. Sakramen ini dapat diterima seseorang lebih dari
satu kali. Jika ia telah sembuh setelah menerima Sakramen Pengurapan Orang
Sakit ini, maka iapun dapat pula menerima kembali sakramen ini jika suatu saat
ia jatuh sakit lagi.
Sakramen Pengurapan Orang Sakit (Sakramen Pengurapan) dapat dilaksanakan
di gereja, di rumah, atau di rumah sakit. Simbol pokok yang harus kelihatan
dalam sakramen ini adalah Uskup/ Imam meletakkan tangan ke atas orang sakit
sambil berdoa bagi si sakit, dilanjutkan dengan pengurapan dengan minyak. Jika
si penderita sakit masih memungkinkan, sangat baik jika pemberian sakramen ini
didahului dengan penerimaan Sakramen Tobat, dan jika memungkinkan juga dapat
dilanjutkan dengan penerimaan komuni.
Makna dari Sakramen Pengurapan Orang Sakit ini antara lain:
a. Sakramen
Pengurapan Orang Sakit menganugerahkan rahmat Roh Kudus yang menjadikan si
penderita mempunyai kekuatan, ketenangan, dan kebesaran hati untuk mengatasi
kesulitan akibat sakitnya.
b. Sakramen
Pengurapan Orang Sakit mengajak si sakit untuk mempersatukan penderitaan yang
dialaminya dengan penderitaan Yesus Kristus.
c. Sakramen
ini menganugerahkan rahmat Gerejani, keikutsertaan dalam penderitaan dan
sengsara Kristus menyucikan dirinya.
d. Sakramen
ini menyiapkan orang agar bila akhirnya meninggal, ia layak menghadap Bapa.
Kutipan Kitab suci yang dipakai: Markus 6: 12-13,Markus 16: 18, KisahPara Rasul 9: 34, Yakobus 5: 13-16
Secara singkat
Pelajaran materi SAKRAMEN PENGURAPAN ORANGSAKIT dapat di
lihat dalam rangkuman. Rangkuman Pelajaran Klik di sini
Setelah Memahami
pelajaran materi SAKRAMEN PENGURAPAN ORANGSAKIT silahkan kerjakan evaluasi.Evaluasi Pelajaran ini Klik di sini
0 comments:
Post a Comment