SAKRAMEN
INISIASI
KOMPETENSI DASAR
Memahami Gereja sebagai tanda
dan sarana penyelamat (sakramen) bagi semua orang.
INDIKATOR
1. Menuliskan
berbagai macam simbol dalam hubungan antarmanusia dan manusia dengan Allah.
2.
Menuliskan
tujuh sakramen dalam Gereja Katolik.
3. Menjelaskan
aspek-aspek simbolis dalam sakramen: antropologis, kristologis, dan
eklesiologis.
4.
Menguraikan
pengertian Gereja sebagai tanda dan sarana keselamatan berdasarkan LG 1 dan 9.
5.
Menuliskan
tahap-tahap inisiasi dalam Gereja.
6. Menjelaskan
makna Sakramen Baptis sebagai Sakramen Inisiasi yang memasukkan seseorang ke
dalam Gereja.
7. Menjelaskan
tugas dan perutusan yang diemban seseorang yang telah menerima Sakramen Baptis.
8.
Menceritakan
kembali kisah Perjamuan Malam Terakhir sebagai perjamuan makan bersama yang
dilakukan Yesus bersama para murid-Nya
berdasarkan Luk 22: 14-23.
9. Menjelaskan
isi pesan Yesus kepada para murid-Nya dalam Perjamuan Malam Terakhir.
10. Menjelaskan hubungan antara
pesan Yesus dalam Perjamuan Malam Terakhir dengan Sakramen Ekaristi pada masa
sekarang.
11. Menjelaskan makna Perayaan
Ekaristi sebagai sumber dan puncak hidup Gereja.
12. Menuliskan sikap yang perlu
dikembangkan dalam mengikuti Perayaan Sakramen Ekaristi.
13. Menjelaskan makna Sakramen
Penguatan sebagai simbol pelantikan seseorang menjadi anggota Gereja yang
beriman dewasa.
14. Menjelaskan karunia Roh Kudus
dalam Sakramen Penguatan.
15. Menjelaskan konsekuensi atas
penerimaan Sakramen Penguatan.
16. Memberi contoh tindakan
kerasulan yang dapat dilaksanakan pada masa sekarang.
URAIAN MATERI
Dalam relasi,
komunikasi, atau pertemuan dengan sesama kita sering menggunakan simbol, tanda,
atau lambang untuk mengungkapkan perasaan, pikiran, dan seluruh keberadaan
kita. Misalnya, seorang pemuda menyatakan cintanya kepada seorang gadis tidak
selalu dengan kata-kata atau perbuatan langsung, tetapi dengan mengirim surat,
mengirim bunga, memberi saputangan, dan sebagainya. Benda-benda yang kelihatan
itu melambangkan dan mengungkapkan hati dan perasaan sang pemuda yang tidak
terlihat. Simbol-simbol itu hanya dapat dimengerti oleh orang yang terlibat
langsung dengan si pemberi simbol.
Dalam
komunikasi atau pertemuan dengan Tuhan juga dipergunakan simbol-simbol atau
tanda. Tanda atau simbol dalam komunikasi atau pertemuan kita dengan Tuhan
disebut sakramen. Gereja sebagai persekutuan yang dijiwai oleh Roh Kudus adalah
suci dan mengungkapkan diri sebagai Sakramen Keselamatan (LG. Art 1; 9c). Namun
Gereja juga sekaligus harus selalu dibersihkan dan terus-menerus menjalankan
pertobatan dan pembaharuan (LG. Art 8c). Ke dalam, Gereja mengungkapkan karya
penyelamatan Kristus dengan tanda dan sarana penyelamatan Kristus yang kita
kenal dengan tujuh sakramen Gereja, yaitu, Sakramen Baptis, Ekaristi, Tobat,
Penguatan, Pengurapan Orang Sakit, Perkawinan, dan Tahbisan
Sakramen-sakramen
itu selalu memunculkan tiga aspek yaitu, aspek personal-manusiawi
(antropologis), yakni iman dan kesediaan orang yang menerimanya serta tanda
berupa kata/ perbuatan yang dapat dirasakan dan didengar serta dialami; aspek
Ilahi (Kristologis) yakni, kehadiran Allah, yang dalam hal ini tampak dalam
pribadi Yesus Kristus; aspek sosial/ jemaat (eklesiologis), yakni adanya
orang-orang yang hadir/ jemaat yang menyaksikan.
Gereja sebagai
persekutuan orang-orang beriman kepada Yesus Kristus mempunyai persyaratan bagi
setiap orang yang bergabung menjadi anggotanya. Syarat utama adalah seseorang
harus sungguh-sungguh beriman kepada Yesus Kristus sebagai Juru Selamat
sekaligus menyerahkan diri dan mau dibentuk hidupnya sesuai dengan nilai-nilai
Kerajaan Allah yang diwartakan oleh Yesus Kristus serta bersama semua orang mau
mewartakan dan mewujudkan nilai-nilai Kerajaan Allah itu dalam kehidupan di
masyarakat.
Setelah
persyaratan ini terpenuhi, seseorang akan memasuki inisiasi Kristen yang
meliputi empat masa, yaitu, prakatekumen: masa pemurnian motivasi calon,
diakhiri upacara pelantikan tahap I (menjadi katekumen); masa katekumenat:
pengajaran dan pembinaan iman, diakhiri dengan upacara pelantikan tahap II
(pengukuhan katekumen); masa persiapan terakhir: mempersiapkan diri menerima
sakramen inisiasi, diakhiri dengan upacara penerimaan sakramen-sakramen
inisiasi; masa mistagogi: masa pembinaan lanjutan setelah seseorang menerima
sakramen inisiasi. Dari segi liturgi ada tiga kegiatan penting selama masa itu,
yakni Pelantikan Katekumen (Tahap I), Pengukuhan Katekumen Terpilih (Tahap II),
dan Penerimaan Sakramen-sakramen Inisiasi (Tahap III).
Inisiasi
Kristen adalah seluruh proses menjadi orang Kristen. Sakramen inisiasi adalah
tiga sakramen yang dapat diterima oleh seseorang.
Sakramen
Inisiasi meliputi: Sakramen Baptis, Sakramen Penguatan, dan Sakramen Ekaristi.
Sakramen Baptis mengandung makna seseorang dilahirkan kembali dari air dan Roh.
Buah/ akibat atau rahmat pembaptisan adalah dibebaskan dari dosa; menjadi putera-puteri/
anak Allah; menjadi anggota Gereja, sebagai anggota Tubuh Kristus. Berkat
Sakramen Penguatan, ia menerima Roh Kudus dan dijadikan semakin menyerupai
Kristus, dan menyatakan dirinya telah dewasa dalam iman. Roh Kudus yang
dicurahkan dalam Sakramen Penguatan, seperti yang pernah dialami para rasul
pada hari Pentakosta. Dengan demikian, penerimaan Sakremen Penguatan mengandung
makna (akibat dari Sakramen Penguatan):
menjadikan kita sungguh anak Allah dan berkata, “Abba, ya Bapa” (Rm 8: 15);
menyatukan kita lebih teguh dengan Kristus; menambah di dalam kita karunia Roh
kudus; mengikat kita lebih sempurna kepada Gereja. Untuk menerima sakramen
penguatan seseorang harus dalam keadaan rahmat, maka dihimbau sebelum menerima
sakramen penguatan mereka menerima sakramen tobat terlebih dahulu. Pemberi
penguatan yang utama adalah Bapa Uskup yang intinya ada dalam penumpangan
tangan oleh Uskup kepada penerima sakramen penguatan.
Dalam Sakramen
Ekaristi, bersama seluruh umat Allah, seseorang merayakan kenangan akan wafat
dan kebangkitan Tuhan. Ekaristi berasal dari kata “eukharistia” yang artinya
puji syukur. Maka inti perayaan Ekaristi adalah puji syukur kepada Allah atas
karya penyelamatan-Nya. Makna Sakramen Ekaristi antara lain: ucapan syukur dan
pujian kepada Bapa atas karya penciptaan, penebusan, dan pengudusan; kenangan
akan kurban Yesus Kristus yang dapat dirasakan oleh segenap Gereja dan
anggotanya yang hadir dan merayakannya; kehadiran Kristus melalui kekuatan
Sabda-Nya dan Roh Kudus yang tampak nyata dalam Tubuh dan Darah-Nya dalam rupa
roti dan anggur yang kita sambut.
RANGKUMAN
-
Simbol,
lambang, tanda yang dapat digunakan dalam hubungan/ relasi dengan sesama berupa
benda-benda antara lain bunga, saputangan, surat; berupa isyarat antara lain,
berjabat tangan, mencium, berlutut; berupa kata-kata misalnya horas, amin, dan
sebagainya.
-
Simbol,
lambang, tanda yang digunakan dalam hubungan manusia dengan Tuhan disebut
sakramen (dari bahasa Latin: sacramentum) yang merupakan tanda dan sarana yang
mengungkapkan peristiwa penyelamatan Allah kepada manusia.
-
Tujuh
sakramen dalam Gereja Katolik yaitu, Sakramen Baptis, Ekaristi, Tobat,
Penguatan, Pengurapan Orang Sakit, Perkawinan, dan Tahbisan.
-
Gereja
sebagai sakramen keselamatan yakni tanda dan sarana persatuan mesra dengan
Allah dan kesatuan seluruh umat manusia yang terus-menerus disucikan oleh Roh
Kudus serta terus-menerus menyalurkan rahmat Tuhan, yaitu keselamatan kepada
manusia.
-
Israel
baru adalah seluruh umat manusia yang masih berziarah di dunia yang dipanggil
Allah untuk berhimpun yang penuh iman dan mengarahkan pandangan kepada Yesus,
pencipta keselamatan, dasar kesatuan, dan perdamaian.
-
Tahap-tahap
inisiasi dalam Gereja yaitu, tahap I: pelantikan katekumen; tahap II:
pengukuhan katekumen terpilih; tahap III: penerimaan sakramen-sakramen
inisiasi.
-
Sakramen
inisiasi adalah tiga sakramen sekaligus yang diterima oleh seseorang yaitu,
Sakramen Baptis, Sakramen Penguatan, dan Sakramen Ekaristi.
-
Syarat
utama seseorang yang ingin menerima Sakramen Baptis atau mau menjadi murid
Kristus adalah harus percaya atau beriman kepada Yesus Kristus.
-
Makna
Upacara Sakramen Baptis: seseorang dilahirkan kembali dari air dan Roh, artinya
orang itu memperoleh air kehidupan dan Roh kehidupan.
-
Buah
atau rahmat pembaptisan: dibebaskan dari dosa, menjadi anak Allah, resmi
menjadi anggota Gereja.
-
Tugas
dan perutusan yang diemban seseorang yang sudah menerima Sakramen Baptis: hidup
sesuai dengan ajaran Kristus dan berupaya ikut mewartakan serta mewujudkan
ajaran-Nya dalam kehidupan sehari-hari baik sebagai anggota Gereja maupun
anggota masyarakat.
-
Hal
yang mendorong Yesus mengadakan Perjamuan Malam Terakhir: Ia sangat rindu makan
paskah bersama-sama para murid-Nya dan sebagai tanda perpisahan dengan mereka
menjelang penderitaan-Nya.
-
Isi
pesan Yesus kepada para murid-Nya pada Perjamuan Malam Terakhir: agar para
murid Yesus selalu melakukan kembali pwertistiwa Perjamuan Malam Terakhir untuk
mengenangkan diri-Nya. Seperti yang dikatakan Yesus, “…perbuatlah ini menjadi
peringatan akan Aku….” (Luk 22: 19).
-
Sarana
yang digunakan dalam Perjamuan Malam Terakhir adalah roti dan anggur. Roti
bermakna: lambang diri Yesus sendri yang akan dipersembahkan melalui
penderitaan-Nya di salib demi keselamatan manusia. Anggur bermakna: lambang
darah Yesus yang tertumpah di salib, juga demi keselamatan manusia.
-
Perayaan
Ekaristi yang dilaksanakan oleh Gereja hingga saat ini merupakan pelaksanaan
pesan Yesus pada Perjamuan Malam Terakhir. Perayaan Ekaristi mengenangkan dan
menghadirkan kembali tindakan penyelamatan oleh Yesus kepada manusia.
-
Inti
perayaan Ekaristi adalah puji syukur kepada Allah atas karya penyelamatan-Nya.
-
Makna
Perayaan Ekaristi: merupakan ucapan syukur dan pujian kepada Bapa atas karya
penciptaan, penebusan, dan pengudusan; kenangan akan kurban Yesus Kristus dan
membuat peristiwa penyelamatan hadir kembali sehingga dapat dirasakan oleh
Gereja dan anggotanya yang hadir merayakannya; sebagai kehadiran Kristus
melalui kekuatan Sabda-Nya dan Roh Kudus, serta secara Nyata dalam Tubuh dan
Darah-Nya.
-
Makna
Sakramen Penguatan: menjadi kita sungguh anak Allah, menyatukan kita lebih
teguh dengan Kristus, menambah karunia Roh Kudus, dan mengikat kita lebih
sempurna kepada Gereja.
-
Sakramen
Penguatan menyebabkan curahan Roh Kudus dalam kelimpahan seperti yang pernah
dialami para Rasul pada hari Pentakosta, yang lebih berani mengakui nama
Kristus.
-
Orang
yang telah menerima Sakramen Penguatan membawa konsekuensi: bertanggung jawab
menjadi saksi Kristus baik dalam Gereja sendiri, dalam keluarga, di sekolah, di
tempat kerja, dan di lingkungan masyarakat yang lebih luas.
0 comments:
Post a Comment