Theology,Technology, and Philosophy, ENJOY!!

Materi Pendidikan Agama Kaloik SD

Kunjungi Chanel DMC Yos Sudarso

Materi Pendidikan Agama Katolik SMA/SMK

Kunjungi Chanel DMC Yos Sudarso di Youtube

Materi Pendidikan Agama Katolik untuk SMP

kunjungi Chanel DMC Yos Sudarso

Showing posts with label Kitab Suci Perjanjian Baru. Show all posts
Showing posts with label Kitab Suci Perjanjian Baru. Show all posts

Thursday, January 7, 2021

Kisah Para Rasul 2: 1-13

 1 Ketika tiba hari Pentakosta, semua orang percaya berkumpul di satu tempat. 

2 Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk; 

3 dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing. 

4 Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya. 

5 Waktu itu di Yerusalem diam orang-orang Yahudi yang saleh dari segala bangsa di bawah kolong langit. 

6 Ketika turun bunyi itu, berkerumunlah orang banyak. Mereka bingung karena mereka masing-masing mendengar rasul-rasul itu berkata-kata dalam bahasa mereka sendiri. 

7 Mereka semua tercengang-cengang dan heran, lalu berkata: “Bukankah mereka semua yang berkata-kata itu orang Galilea? 

8 Bagaimana mungkin kita masing-masing mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa kita sendiri, yaitu bahasa yang kita pakai di negeri asal kita:

9 kita orang Partia, Media, Elam, penduduk Mesopotamia, Yudea dan Kapadokia, Pontus dan Asia, 

10 Frigia dan Pamfilia, Mesir dan daerah-daerah Libia yang berdekatan dengan Kirene, pendatang-pendatang dari Roma, 

11 baik orang Yahudi maupun penganut agama Yahudi, orang Kreta dan orang Arab, kita mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa kita sendiri tentang perbuatanperbuatan besar yang dilakukan Allah.” 

12 Mereka semuanya tercengang-cengang dan sangat termangu-mangu sambil berkata seorang kepada yang lain: “Apakah artinya ini?” 

13 Tetapi orang lain menyindir: “Mereka sedang mabuk oleh anggur manis.”

bacaan wajib untuk materi Yesus Mengutus Roh Kudus. kilk disini

penilaian klik di sini


 

Wednesday, January 6, 2021

Kejadian 1: 26-31

 Kejadian 1: 26-31 

1:26 Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi." 

1:27 Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. 

1:28 Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi." 

1:29 Berfirmanlah Allah: "Lihatlah, Aku memberikan kepadamu segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji; itulah akan menjadi makananmu. 

1:30 Tetapi kepada segala binatang di bumi dan segala burung di udara dan segala yang merayap di bumi, yang bernyawa, Kuberikan segala tumbuh-tumbuhan hijau menjadi makanannya." Dan jadilah demikian. 

1:31 Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keenam.

Bacaan Kitab Suci wajib dibaca saat pembahasan materi mencintai-alam-sebagai-bagian-hidup manusia. untuk melihat materi klik disini


Kejadian 1: 1- 25 - Allah menciptakan langit dan bumi serta isinya

 Kejadian 1: 1- 25 

Allah menciptakan langit dan bumi serta isinya

Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi. Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air. 

Berfirmanlah Allah: ”Jadilah terang.” Lalu terang itu jadi. Allah melihat bahwa terang itu baik, lalu dipisahkan-Nyalah terang itu dari gelap. Dan Allah menamai terang itu siang, dan gelap itu malam. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari pertama. 

Berfirmanlah Allah: ”Jadilah cakrawala di tengah segala air untuk memisahkan air dari air.” Maka Allah menjadikan cakrawala dan Ia memisahkan air yang ada di bawah cakrawala itu dari air yang ada di atasnya. Dan jadilah demikian. Lalu Allah menamai cakrawala itu langit. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari kedua. 

Berfirmanlah Allah: ”Hendaklah segala air yang di bawah langit berkumpul pada satu tempat, sehingga kelihatan yang kering.” Dan jadilah demikian. Lalu Allah menamai yang kering itu darat, dan kumpulan air itu dinamai-Nya laut. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. 

Berfirmanlah Allah: ”Hendaklah tanah menumbuhkan tunas-tunas muda, tumbuh-tumbuhan yang berbiji, segala jenis pohon buah-buahan yang menghasilkan buah yang berbiji, supaya ada tumbuh-tumbuhan di bumi.” Dan jadilah demikian. Tanah itu menumbuhkan tunas-tunas muda, segala jenis tumbuh-tumbuhan yang berbiji dan segala jenis pohon-pohonan yang menghasilkan buah yang berbiji. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari ketiga. 

Berfirmanlah Allah: ”Jadilah benda-benda penerang pada cakrawala untuk memisahkan siang dari malam. Biarlah benda-benda penerang itu menjadi tanda yang menunjukkan masa-masa yang tetap dan hari-hari dan tahun-tahun, dan sebagai penerang pada cakrawala biarlah benda-benda itu menerangi bumi.” Dan jadilah demikian. Maka Allah menjadikan kedua benda penerang yang besar itu, yakni yang lebih besar untuk menguasai siang dan yang lebih kecil untuk menguasai malam, dan menjadikan juga bintang-bintang. Allah menaruh semuanya itu di cakrawala untuk menerangi bumi, dan untuk menguasai siang dan malam, dan untuk memisahkan terang dari gelap. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keempat. 

Berfirmanlah Allah: ”Hendaklah dalam air berkeriapan makhluk yang hidup, dan hendaklah burung beterbangan di atas bumi melintasi cakrawala.” Maka Allah menciptakan binatang-binatang laut yang besar dan segala jenis makhluk hidup yang bergerak, yang berkeriapan dalam air, dan segala jenis burung yang bersayap. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. Lalu Allah memberkati semuanya itu, firman-Nya: ”Berkembangbiaklah dan bertambah banyaklah serta penuhilah air dalam laut, dan hendaklah burung-burung di bumi bertambah banyak.” Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari kelima. 

Berfirmanlah Allah: ”Hendaklah bumi mengeluarkan segala jenis makhluk yang hidup, ternak dan binatang melata dan segala jenis binatang liar.” Dan jadilah demikian. Allah menjadikan segala jenis binatang liar dan segala jenis ternak dan segala jenis binatang melata di muka bumi. Allah melihat bahwa semuanya itu baik.


Bacaan Kitab Suci wajib dibaca saat pembahasan materi mencintai-alam-sebagai-bagian-hidup manusia. untuk melihat materi klik disini


Sunday, January 27, 2013

ALLAH MENCIPTAKAN LANGIT DAN BUMI SERTA ISINYA (Kejadian 1: 26–30)


ALLAH MENCIPTAKAN LANGIT DAN BUMI SERTA ISINYA

 (Kejadian 1: 26–30)

Berfirmanlah Allah: “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi. “Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi. “Berfirmanlah Allah: “Lihatlah, Aku memberikan kepadamu segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji; itulah akan menjadi makananmu. Tetapi kepada segala binatang di bumi dan segala burung di udara dan segala yang merayap di bumi, yang bernyawa, Kuberikan segala tumbuh-tumbuhan hijau menjadi makanannya.”

PERTANYAAN REFLEKTIF

1.     Apa arti manusia diciptakan sebagai Citra Allah menurut kutipan tersebut?
2.    Apa yang membedakan manusia dengan ciptaan lainnya sehingga manusia dikatakan memiliki martabat yang luhur?
3.    Menurut pengamatanmu apakah kehidupan manusia pada dewasa ini sudah sepenuhnya menggambarkan dirinya sebagai Citra Allah?
4.    Jelaskan tugas manusia menurut kutipan tersebut!
5.    Apa tujuan Allah menyerahkan ciptaan lainnya pada manusia?
6.    Bagaimana sifat kuasa manusia terhadap ciptaan Allah lainnya?

Saturday, January 26, 2013

Luk 22: 14-23


PENETAPAN PERJAMUAN MALAM (Luk 22: 14-23)

Ketika tiba saatnya, Yesus duduk makan bersama-sama dengan rasul-rasul-Nya. Kata-Nya kepada mereka, “Aku sangat rindu makan Paskah ini bersama-sama dengan kamu, sebelum Aku menderita. Sebab Aku berkata kepadamu: Aku tidak akan memakannya lagi sampai Ia beroleh kegenapannya dalam kerajaan Allah.” Kemudian Ia mengambil sebuah cawan, mengucap syukur, lalu berkata, “Ambillah ini dan bagikanlah di antara kamu. Sebab Aku berkata kepada kamu: mulai dari sekarang ini Aku tidak akan minum lagi hasil pokok anggur sampai Kerajaan Allah telah datang.” Lalu Ia mengambil roti, mengucap syukur, memecah-mecahkannya dan memberi-kannya kepada mereka, kata-Nya: “Inilah tubuh-Ku yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku.” Demikian juga dibuat-Nya denga cawan sesudah makan, Ia berkata, “Cawan ini adalah perjanjian baru oleh darah-Ku, yang ditumpahkan bagi kamu. Tetapi, lihat, tangan orang yang menyerahkan Aku, ada bersama dengan Aku di meja ini. Sebab Anak Manusia memang akan pergi seperti yang telah ditetapkan, akan tetapi, celakalah orang yang olehnya Ia diserahkan!” Lalu mulailah mereka mempersoalkan, siapa di antara mereka yang akan berbuat demikian.


PERTANYAAN REFLEKTIF:

1.     Apa yang mendorong Yesus mengadakan perjamuan Malam Terakhir?
2.     Jelaskan isi pesan Yesus kepada para murid-Nya dalam Perjamuan Malam Terakhir!
3.     Jelaskan makna roti dan anggur yang digunakan sebagai santapan dan minuman dalam Perjamuan Malam Terakhir!
4.     Bagaimana hubungan antara Perjamuan Malam Terakhir dengan Perayaan Sakramen Ekaristi dalam Gereja sekarang?




 

Yoh 20: 19-23


Yoh 20: 19-23


Ketika hari sudah malam pada hari pertama  minggu itu berkumpullah murid-murid Yesus di suatu tempat dengan pintu-pintu yang terkunci karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi. Pada waktu datanglah Yesus dan berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: “Damai sejahtera bagi kamu!” Dan sesudah berkata demikian, Ia menunjukkan tangan-Nya dan lambung-Nya kepada mereka. Murid-murid itu bersukacita ketika mereka melihat Tuhan. Maka kata Yesus sekali lagi: “Damai sejahtera bagi kamu! Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu.” Dan sesudah berkata demikiaan, Ia menghembusi mereka dan berkata: “Terimalah Roh Kudus. Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, dan jikalau kamu mengatakan dosa tetap ada, dosanya tetap ada.”


PERTANYAAN REFLEKTIF:

  1. Ayat mana yang paling berkesan bagi Anda teks Kitab Suci di atas? Mengapa?
  2. Apa peran Roh Kudus menurut teks di atas dalam hubungan dengan Sakramen Tobat?
  3. Jelaskan hubungan antara teks tersebut dengan Sakramen Tobat dalam Gereja sekarang ini!

Markus 6: 12-13, Markus 16: 18, Kisah Para Rasul 9: 34, Yakobus 5: 13-16


Markus  6: 12-13
Lalu pergilah mereka memberitakan bahwa orang harus bertobat, dan mereka mengusir banyak setan, dan mengoles banyak orang sakit dengan minyak dan menyembuhkan mereka.

Markus  16: 18
Mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh.

Kisah Para Rasul 9: 34
Kata Petrus kepadanya: ”Eneas, Yesus Kristus menyembuhkan engkau; bangunlah dan bereskanlah tempat tidurmu!” Seketika itu juga bangunlah orang itu.

Yakobus  5: 13-16 
Kalau ada seorang diantara kamu yang menderita, baiklah ia berdoa! Kalau ada seorang yang bergembira baiklah ia menyanyi! Kalau ada seorang diantara kamu yang sakit, baiklah ia memanggil para penatua jemaat, supaya mereka mendoakan dia serta mengolesnya dengan minyak dalam nama Tuhan. Dan doa yang lahir dari iman akan menyelamatkan orang sakit itu dan Tuhan akan membangunkan dia; dan jika ia telah berbuat dosa, maka dosanya itu akan diampuni. Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya


 PERTANYAAN REFLEKTIF:

1.     Dengan cara apa sajakah menurut Kitab Suci orang dapat disembuhkan?
2.     Apa gunanya dari Sakramen Pengurapan Orang Sakit menurut bacaan di atas?
3.     Apa akibat dari Sakramen Pengurapan Orang Sakit?
4.     Pesan apa yang dapat kita petik berdasarkan surat Yakobus 5: 13-16 tersebut?





Friday, January 18, 2013

Kitab Suci Perjanjian Baru - NEW TESTAMENT


source: thecrazyaustralian.com
KOMPETENSI DASAR

Siswa mengenal Kitab Suci dan Tradisi sebagai tolok ukur tertinggi dari imannya terhadap Yesus Kristus dan ajaran-Nya.

TUJUAN PEMBELAJARAN

Pada akhir pelajaran, siswa dapat:
1.   menjelaskan proses terjadinya Kitab Suci Perjanjian Baru;
2.   menyebutkan bagian-bagian Kitab Suci Perjanjian Baru;
3.   menjelaskan alasan membaca Kitab Suci (lih. 2Tim 3: 16-17);
4.   membaca Kitab Suci dengan baik.

PENDAHULUAN

Kitab Suci Perjanjian Baru berisi tentang kesaksian dan renungan yang mendalam dari umat Kristen perdana mengenai Yesus Kristus. Inti warta yang disampaikan di dalamnya ialah bahwa Yesus sungguh-sungguh Tuhan dan Penyelamat. Beberapa orang dipilih oleh Tuhan sendiri untuk menuangkan kesaksian-kesaksian tersebut ke dalam bentuk tulisan. Bentuk tulisan mereka disebut Perjanjian Baru karena berisi perjanjian antara Allah dan manusia yang terjadi di dalam diri Yesus dan ditulis setelah Yesus bangkit. Disebut perjanjian karena menurut Alkitab hubungan manusia dan Allah terjalin dalam bentuk perjanjian. Dengan perjanjian dimaksudkan “hubungan khusus dan tidak biasa yang terjalin antara Allah dan manusia”. Allah bersatu dengan umat manusia demi keselamatannya. Dengan Perjanjian Lama dimaksudkan hubungan khusus yang terjalin antara Allah dengan para Bapa Bangsa dan Umat Israel. Sedangkan Perjanjian Baru hubungan yang terjalin antara Allah dan manusia di dalam Yesus Kristus.
Perjanjian Baru melanjutkan dan menyempurnakan Perjanjian Lama. Di samping itu, Perjanjian Baru memang berisi tentang “Perjanjian Baru” (lih. Luk 22: 20), yang oleh Allah diikat dengan umat manusia melalui Yesus Kristus. Artinya, perjanjian itu bersifat kekal, sebab hubungan Allah dan manusia di dalam Yesus Kristus tidak pernah akan putus.
“Konsili Suci mendesak dengan sangat semua orang beriman supaya sering kali membaca Kitab-Kitab ilahi untuk memperoleh pengertian yang mulia akan Yesus Kristus (Dei Verbum Art. 25). Santo Paulus pun dalam suratnya yang kedua kepada Timotius mengatakan bahwa “segala tulisan yang diilhamkan Allah (Kitab Suci) memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan, dan untuk mendidik orang dalam kebenaran” (lih. 2Tim 3: 26). St. Hironimus berkata “Tidak mengenal Kitab Suci berarti tidak mengenal Kristus.”
Melalui proses pembelajaran tentang Kitab Suci Perjanjian Baru, para siswa diajak untuk mengenal Alkitab sebagai buku kesaksian iman sekaligus sebagai firman Tuhan yang tertulis. Para siswa diberi masukan tentang proses terjadinya Kitab Suci Perjanjian Baru secara garis besar. Kemudian, para siswa juga diajak untuk mengenal pembagian Kitab Suci Perjanjian Baru. Akhirnya, para siswa diajak untuk menyadari pentingnya mendalami sabda Tuhan dalam Kitab Suci.


MATERI PENJELASAN

    Kisah dalam kutipan Injil Markus (Mrk 1: 9-11) tentang YESUS DIBAPTIS OLEH YOHANES bukan suatu laporan, tetapi suatu kisah yang mempunyai arti sangat mendalam. Kisah itu mau mengungkapkan iman umat perdana dan iman pengarang Injil (Markus) sendiri bahwa:
  • Yesus, Sang Mesias, mau dibaptis seperti orang lain yang datang kepada Yohanes Pembaptis untuk menyatakan kesetiakawanan-Nya kepada manusia. Yesus mau menerima pembaptisan itu sebagai saudara yang senasib dan sependeritaan dengan manusia.
  • Dalam peristiwa yang mengharukan, di mana Yesus merendahkan diri sama seperti manusia lain untuk dibaptis oleh Yohanes, Allah sendiri telah melantik Yesus untuk menjadi Mesias. Kata-kata pelantikan itu berbunyi: “Engkau Anak yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan.”


    Jadi, Yesus adalah Mesias, Putra Allah. Itulah iman umat perdana dan iman penginjil (Markus) yang diungkapkan dalam kisah di atas. Kisah itu sudah sangat diwarnai oleh iman mereka terhadap Kristus yang telah bangkit.

PENDALAMAN MATERI 

              Ketika Yesus masih hidup tidak ada orang yang mencatat apa yang dibuat atau dikatakan-Nya. Namun, sesudah Yesus bangkit, murid-murid dan pengagum-Nya yang sangat terpukul oleh kematiannya, tiba-tiba mendapat semangat dan keyakinan baru yang luar biasa. Kemudian, mereka mulai bercerita dan mewartakan tentang diri Yesus dari Nazareth itu. Mereka begitu yakin bahwa Allah yang telah membangkitkan Yesus, maka mereka menyetujui dan membenarkan segala apa yang diajarkan-Nya dan dilakukan-Nya. Mereka mulai bercerita dan mewartakan tentang Yesus, ajaran, dan tindakan-Nya. Tetapi, semua kisah yang ditulis itu sudah sangat diwarnai oleh rasa cinta, rasa kagum, dan kepercayaan mereka terhadap Yesus. Banyak kisah tentang Yesus beredar di antara pengikut-pengikut-Nya.
Sekitar 60 sampai dengan 90 tahun kemudian, muncullah pikiran di antara murid-murid Yesus untuk menuliskan tentang Yesus (hidup-Nya, ajaran-Nya, dan tindakan-Nya). Dengan bimbingan Roh Kudus, mereka menuliskan kisah tentang Yesus (hidup-Nya, ajaran-Nya, dan tindakan-Nya). Mereka menulis tentang Yesus berdasarkan cerita-cerita dari para pengikut-Nya dan para saksi mata yang sudah beredar dan berkembang luas di tengah umat dan sudah sangat diwarnai oleh rasa kagum, rasa cinta, dan iman mereka kepada-Nya (bdk. Luk 1: 1-4).
         Tulisan-tulisan dalam Perjanjian Baru tersebut, misalnya Injil, bukanlah sebagai buku laporan atau sejarah yang teliti, tetapi sebagai buku iman dan cinta dari umat perdana tentang Yesus. Oleha karena itu, tulisan-tulisan tersebut dipengaruhi pula oleh iman dan maksud dari pengarangnya. Oleh sebab itu, kita tidak perlu heran jika tulisan-tulisan dari para penulis tentang Yesus tersebut terdapat perbedaan. Sebab, mereka bukan menulis suatu laporan atau sejarah yang teliti tentang Yesus, tetapi lebih tentang iman dan cinta mereka kepada Yesus Kristus.
      Untuk mengetahui proses terjadinya tulisan-tulisan mengenai Yesus, sebaiknya kita mulai dari periode hidup Yesus sampai pembentukan kanon Perjanjian Baru.

Antara tahun 7/6 S.M. – 30 Masehi: Periode Hidup Yesus.
   Yesus lahir kurang lebih tahun 7/6 Sebelum Masehi. Sekitar tahun 27 atau 28, Ia dibaptis oleh Yohanes dan kemudian tampil di depan umum. Yesus tampil di depan umum untuk melaksanakan tugas pewartaan selama kurang lebih tiga tahun. Yesus berkeliling mulai dari Galilea sampai Yudea untuk mewartakan Kerajaan Allah dengan perkataan dan perbuatan. Sampai akhirnya Yesus ditangkap dan dijatuhi hukuman mati oleh Pengadilan Agama (Mahkamah Agama) dan disalib atas izin pemerintah Roma (Ponsius Pilatus).

Antar tahun 30 - 120 Masehi: Penyusunan Kitab Suci Perjanjian Baru.
   Yesus yang wafat disalib, ternyata dialami sebagai Tuhan yang hidup, yang mengumpulkan kembali murid-murid dan memberi mereka daya hidup baru. Mereka percaya bahwa Yesus telah bangkit. Dalam terang kebangkitan inilah para murid mulai mewartakan Yesus, pertama-tama kepada orang Yahudi, kemudian berkembang kepada bangsa-bangsa bukan Yahudi. Para murid dengan penuh keyakinan mewartakan bahwa Allah telah menjadikan Yesus yang wafat disalib sebagai Kristus, Tuhan, Penyelamat, dan Hakim seluruh umat manusia. Mula-mula murid-murid Yesus hanya secara lisan menyebarkan kabar tentang Yesus. Tetapi setelah jemaat berkembang, mereka berhubungan satu sama lain melalui utusan dan surat-surat (bdk. Kis 15: 2-20). Para rasul dengan alasan tertentu mengirim surat kepada jemaat atau orang perorangan (lih. 2Tes 2: 2).
   Kemudian, orang mulai menulis beberapa pokok iman yang paling penting dan beberapa cerita serta sabda-sabda Yesus. Ketika generasi pertama Kristen mulai menghilang, para murid/pengikut Yesus merasa terpanggil untuk menuliskan segala sesuatu yang berkaitan dengan Yesus.
   Dari tulisan-tulisan tersebut berkembanglah karangan-karangan yang berupa Injil dan Kisah Para Rasul serta Wahyu sebagaimana tercantum dalam Kitab Suci Perjanjian Baru. Demikian pula, surat-surat dari para rasul mulai dikumpulkan.

Antara tahun 120 - 400 Masehi: Pembentukan Kanon (Daftar resmi Kitab Suci Perjanjian Baru).
   Banyak karangan tentang Yesus yang beredar. Hal ini membingungkan umat beriman. Umat sukar membedakan mana karangan yang sungguh menjadi pedoman dan mana karangan yang palsu. Akhirnya, Gereja dalam kurun waktu tersebut menetapkan 27 kitab sebagai kanonik, artinya diakui sebagai Kitab Suci.



Time line Perjanjian Baru. source: biblediagrams.com


 PENGELOMPOKAN KITAB SUCI PERJANJIAN BARU

   Injil            Kisah               Surat-surat
                 Para Rasul                Paulus
1. Matius           1. Kisah Para Rasul       1. Roma
2. Markus                                                 2. I Korintus
3. Lukas                                                    3. II Korintus
4. Yohanes                                               4. Galatia
                                                                  5. Efesus
                                                                  6. Filiipi
                                                                  7. Kolose
                                                                  8. I Tesalonika
                                                                  9. II Tesalonika
                                                                  10. I Timotius
                                                                  11. II Timotius
                                                                  12. Titus
                                                                  13. Filemon

Surat Kepada      Surat-surat             Wahyu
Orang Ibrani         Katolik                  
Surat Kepada         1. Yakobus
Orang Ibrani          2. I Petrus                       Kitab Wahyu
                                 3. II Petrus                    
                                 4. I Yohanes                   
                                 5. II Yohanes                 
                                 6. III Yohanes               
                                 7. Yudas                           


Time Line New Testament -  source:swartzentrover.com


PENTINGNYA MEMBACA KITAB SUCI

   Mengapa kita harus membaca dan mendalami sabda Tuhan yang terdapat dalam Kitab Suci?
  •  “Karena tidak mengenal Kitab Suci berarti tidak mengenal Kristus.” Ungkapan ini berasal dari Santo Hieronimus untuk menegaskan bahwa sarana utama untuk dapat mengenal Kristus adalah Kitab Suci.
  • Karena iman tumbuh dan berkembang dengan membaca Kitab Suci. Santo Paulus kepada Timoteus menegaskan: “Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan, dan mendidik orang dalam kebenaran.” (lih. 2Tim 3: 16-17).
  • Karena Kitab Suci adalah buku Gereja, buku iman Gereja. Kitab Suci adalah sabda Allah dalam bahasa manusia. Gereja menerimanya sebagai suci dan ilahi karena di dalamnya mengandung sabda Allah. Dari sebab itu, Kitab Suci (Alkitab) bersama Tradisi merupakan tolok ukur tertinggi dari iman Gereja.
  • Karena melalui Kitab Suci, kita dapat semakin mempersatukan diri dengan saudara-saudara kita dari Gereja-Gereja Kristen lainnya.


          Kitab Suci adalah firman Allah yang tertulis. Firman Allah itu dapat menjadi hidup apabila dibaca atau dibacakan dan didengar dengan iman. Firman yang hidup itu akan menjadi firman yang berdaya, karena dapat mengubah hidup manusia. Karena itu, firman Allah harus dihayati dan diwujudkan di dalam hidup nyata.
         Alangkah baiknya jika kita masing-masing mulai membaca Kitab Suci. Membaca Kitab Suci dalam rangka membina sikap iman sebenarnya hanya ada dua syarat, yaitu: 
  • Pertama: Iman dan keyakinan bahwa Kitab Suci (Alkitab) bukan surat kabar atau cerita pendek, melainkan Kitab yang dipakai Tuhan untuk berfirman. Oleh karena itu, membaca Kitab Suci harus dengan sikap iman dan dalam suasana doa. 
  • Kedua: Ketekunan dan membiasakan diri membaca Kitab Suci. Bila orang membiasakan membaca Kitab Suci dengan tekun, pasti muncul juga hasrat untuk memperdalam dan memperluas pengetahuan tentang isi/pesan-pesan Kitab Suci (Alkitab) bagi diri kita.