Theology,Technology, and Philosophy, ENJOY!!

Materi Pendidikan Agama Kaloik SD

Kunjungi Chanel DMC Yos Sudarso

Materi Pendidikan Agama Katolik SMA/SMK

Kunjungi Chanel DMC Yos Sudarso di Youtube

Materi Pendidikan Agama Katolik untuk SMP

kunjungi Chanel DMC Yos Sudarso

Showing posts with label KELAS 7. Show all posts
Showing posts with label KELAS 7. Show all posts

Wednesday, February 6, 2013

Pendidikan Agama Katolik SMP - Materi YESUS BERBELAS KASIH


YESUS BERBELAS KASIH

Pada zaman sekarang ini, semakin banyak kita jumpai orang-orang yang terpinggirkan, miskin, menderita dan tidak diperhatikan oleh orang lain. Orang-orang semacam itu sangat membutuhkan uluran kasih dari orang yang lain yang hidupnya lebih baik dari pada mereka. Dengan menerima kasih dari orang lain, mereka merasa mendapat perhatian dan dukungan dari sesamanya untuk lebih memperjuangkan hidup yang baik. Sudah banyak memang orang yang peduli pada sesamanya yang menderita, namun demikian masih banyak pula orang yang tidak peduli. Belas kasih bukan terutama terletak pada besar kecilnya bantuan, namun yang penting dalam sikap belas kasih adalah sikap bela rasa, merasakan penderitaan orang lain sebagai penderitaannya sendiri. Biasanya orang mau melakukan perhatian kepada orang yang menderita pertama-tama sering karena tersentuh hatinya oleh belas kasihan atas penderitaan orang itu.

Yesus hidup dalam situasi dimana banyak masyarakat miskin yang diperlakukan tidak adil, tersingkirkan dan menderita lahir dan batin. Menghadapi kondisi semacam itu, Yesus terpanggil untuk berbelarasa. Yesus menunjukkan bela rasa dan kepedulian serta belas kasih-Nya kepada mereka dengan cara: menyapa mereka, hidup ditengah-tengah mereka, mengalami suka duka hidup mereka. Yesus tidak membantu secara material, tetapi Ia hadir dan menyapa mereka, Ia berpihak kepada mereka, Ia adalah pribadi yang selalu melakukan tindakan belas kasih pada sesama-Nya yang menderita. Tindakan Yesus ini antara lain tampak dalam peristiwa mukjizat ketika membangkitkan seorang pemuda di kota Nain. (Luk 7: 11-17) Melalui sikap dan tindakan-Nya, Yesus ingin menyatakan cinta Allah kepada semua manusia tanpa kecuali. Kasih Yesus sungguh menguatkan dan meneguhkan orang lain, sehingga pada akhirnya orang yang menderita merasa diselamatkan dan memuliakan Allah.
Tindakan Yesus yang menunjukkan sikap berbelas kasih yang lainnya tampak dalam perbuatan:
a)    menyelamatkan wanita yang tertangkap basah berzinah,
b)   menyembuhkan orang sakit kusta,
c)    menyembuhkan orang buta, dan sebagainya. Yesus melakukan semua perbuatan kasih itu bukan demi mencari pengikut yang banyak, bukan pula demi popularitas, namun semua itu dilakukan demi pembebasan orang yang dikasihi-Nya, demi kebahagiaan orang yang dikasihi-Nya. 

maafkan aku... ya.. aku maafkan

Kasih yang diberikan Yesus tertuju pada semua orang, bagi mereka yang menderita, juga bagi mereka yang bersalah kepada-Nya. Setiap orang pasti pernah melakukan kesalahan baik terhadap diri sendiri, terhadap orang lain maupun terhadap Tuhan. Namun demikian tidak semua orang bila melakukan kesalahan cepat-cepat untuk meminta maaf atas kesalahannya. Demikian pula tidak semua orang yang mau dengan senang hati untuk memaafkan atau memberi pengampunan kepada orang yang bersalah dan berusaha meminta maaf atau mohon pengampunan padanya, apa lagi jika dirasa bahwa kesalahannya sungguh terlalu berat dan menyakitkan hati.
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan orang sulit untuk memaafkan atau juga orang sulit untuk meminta maaf atas kesalahannya, yaitu antara lain:
a)    karena keinginan untuk mempertahankan “harga diri” atau wibawa,
b)   karena gengsi,
c)    karena sikap egois dan mau menang sendiri.

Ketidakmampuan memaafkan atau mengampuni dapat mengakibatkan:
a)    menumbuhkan rasa dendam, yang sesungguhnya dapat merugikan diri sendiri,
b)   orang yang bersalah pada akhirnya menanggung rasa bersalah secara berkepanjangan,
c)    tumbuhnya permusuhan dan kebencian.

Kekurangjujuran atau ketidakberanian mengakui kesalahan dapat menjadikan hati nurani tumpul yang mengakibatkan kesalahan apapun dianggap biasa, akhirnya lama kelamaan kesalahan besarpun termasuk yang merugikan orang lain akan dianggap biasa pula. Meminta maaf atau memberi pengampunan, sesungguhnya dapat menguntungkan, baik bagi yang bersalah maupun bagi orang yang telah dirugikan. Dengan mau mengampuni, ataupun mau meminta maaf, akan dapat menjadikan hati kita tenang, tenteram, damai, jauh dari segala permusuhan dan dendam, bahkan dengan memaafkan atau meminta maaf, hubungan kita dengan sesama dan dengan Tuhan akan tetap terjalin dengan harmonis dan menyenangkan.
Yesus adalah pribadi yang selalu hadir dengan kasih-Nya yang tidak terbatas. Yesus mengasihi orang lain tanpa membedakan dan kasih-Nya tertuju kepada siapapun termasuk kepada kaum pendosa. Kepada setiap pendosa yang bertobat, Yesus selalu membukakan pintu maaf dan pengampunan, bahkan Yesus mengajak murid-murid-Nya untuk selalu mengampuni tanpa batas, seperti diungkapkan dalam Matius 18: 21-22  yaitu mengampuni bukan hanya sampai tujuh kali tetapi tujuh puluh kali tujuh kali. Dalam Yohanes 8: 2-11, Yesus telah mengajarkan kepada orang-orang dizaman-Nya bahwa setiap orang tidak ada yang sempurna. Setiap orang pasti pernah melakukan kesalahan dan untuk itu setiap orang diharapkan tidak cepat-cepat melakukan penghakiman kepada sesamanya. Kepada perempuan yang berdosa, Yesus tidak bersikap mengadili, tetapi memberi kesempatan kepada perempuan tersebut untuk berubah dan tidak melakukan dosa lagi. Pewartaan Yesus yang tidak hanya dalam kata-kata tetapi terlebih dalam keteladanan hidup-Nya inilah yang hendaknya kita teladani dengan mengasihi orang lain tanpa batas dan berusaha untuk membarikan pengampunan pada orang yang bersalah serta berusaha untuk secepatnya memohon maaf jika kita sendiri telah melakukan suatu kesalahan.


Kutipan Kitab suci yang dipakai:  YESUS MEMBANGKITKAN ANAK MUDA DI NAIN(Luk 7: 11-17); PEREMPUAN YANG BERZINAH (Yohanes 8: 2-11)

Secara singkat Pelajaran materi YESUS BERBELAS KASIH dapat di lihat dalam rangkuman. Rangkuman Pelajaran Klik di sini

Setelah Memahami pelajaran materi YESUS BERBELAS KASIH silahkan kerjakan evaluasi.Evaluasi Pelajaran ini Klikdi sini

Materi HIDUP BERSAMA ORANG LAIN


HIDUP BERSAMA ORANG LAIN

Setiap orang selalu saling membutuhkan satu dengan yang lain untuk dapat berkembang secara lebih baik dan maksimal.  Kita membutuhkan orang lain dan orang lain juga membutuhkan kita. Orang lain yang dimaksud disini antara lain: orang tua, saudara sekandung, teman, guru dan sebagainya. Itulah sebabnya dikatakan bahwa manusia itu mahluk sosial. Manusia sejak diciptakan mempunyai ketergantungan kepada sesama. Sikap saling ketergantungan ini mengandaikan bahwa setiap orang menyadari kehadiran sesamanya dan memperlakukan mereka sebagaimana mestinya.
Karena sifat ketergantungan dan saling membutuhkan, maka sudah seharusnya manusia saling bekerjasama agar tercipta suasana kehidupan bersama yang baik dan lancar, serta memungkinkan setiap pribadi dapat mengembangkan dirinya secara utuh. Kerjasama akan berjalan dengan baik dan lancar bila ada saling pengertian antar pribadi. Setiap orang harus berusaha memahami keinginan orang lain dan tidak memaksakan kehendaknya sendiri. Sikap-sikap seperti tersebut merupakan sikap-sikap yang dapat mendukung perkembangan setiap orang. Namun demikian ada pula beberapa faktor yang dapat merusak kehidupan bersama, antara lain faktor ketidakjujuran, egoisme/ mementingkan diri sendiri, sikap tidak peduli terhadap orang lain, sikap acuh tak acuh dalam hidup bersama, sikap sombong, sikap tidak adil dan sebagainya. Untuk mencapai hidup bersama yang selaras dibutuhkan suatu asas hidup bersama, baik yang berbentuk aturan adat, aturan kelompok, hukum dan perundang-undangan, serta hukum agama.

Dalam Kitab Suci Perjanjian Baru, Yesus memperlihatkan bahwa asas hidup bersama yang dimaksud diatas bukan hanya sekedar etiket pergaulan. “Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka” (Mat 7: 12). Sikap hidup yang adil, jujur, dan tidak egois merupakan prasyarat yang harus dijunjung tinggi dalam hidup bersama. Yesus masih menunjukkan lagi unsur lain yang jauh lebih penting dan utama dalam asas hidup bersama, yaitu relasi antar manusia harus dilandasi dengan sikap kasih. (Mat 22: 34-40). Unsur penting itulah yang seharusnya mendorong semua orang untuk memperlakukan orang lain sebagai pribadi yang berharga dan bermartabat, bukan sekedar pelengkap (Gaudium et Spes, no 29). Asas kasih mengarahkan semua orang untuk dapat mencintai sesama sebagaimana mencintai diri sendiri. Semuanya itu dilakukan sebagai perwujudan dan ungkapan atas kasih yang telah dialami oleh Yesus sendiri dari Allah.
 penjelasan

Yesus dengan kasih-Nya selalu menyerukan persatuan umat manusia, sekalipun berbeda-beda. Sekalipun ada perbedaan dan masalah dalam hidup bersama, mereka diharapkan saling mengasihi dan mengampuni. Dan yang lebih tegas lagi, Yesus mengajak kita untuk berani mengasihi dan mendoakan orang-orang yang memusuhi kita (Mat 5: 43). Hidup bersama akan terjamin bila manusia saling mengasihi satu sama lain, sebab Allah sendiri mencintai semua orang (Mat 5: 45). Allah mencintai dengan cara yang berbeda-beda. Ukuran cinta Tuhan sangatlah berbeda dengan ukuran manusia. Allah mencintai semua orang, yang jahat maupun yang baik. Bagi orang yang baik, Yesus tetap mengasihi dengan harapan agar orang tersebut tidak menjadi sombong dan takabur, melainkan agar orang baik tersebut dapat menjadi semakin baik. Tuhan juga mengasihi orang yang jahat dengan maksud agar orang tersebut mau berubah menjadi baik. Dalam hal ini Yesus memberi kesempatan kepada orang yang jahat itu untuk bertobat dan menjadi orang yang baik.
Bukti bahwa Allah mengasihi semua orang, juga termasuk mengasihi orang yang jahat adalah:
a)    Allah tidak membinasakan Adam dan Hawa setelah mereka berbuat dosa,
b)   Allah tetap melindungi Kain yang telah membunuh Habel adiknya sendiri,
c)    Allah selalu menolong bangsa Israel sekalipun mereka kerap melupakan-Nya, dan sebagainya.
Kepada semua orang yang percaya kepada-Nya, Yesus meminta agar mereka saling mengasihi. Hanya mereka yang mengasihi sesama yang diakui oleh Yesus sebagai murid-Nya. Hanya orang yang mengasihi, yang menjalankan perintah Bapa, dan hanya orang yang mengasihi akan sampai kepada Bapa. Akhirnya hanya apabila manusia saling mengasihi, Kerajaan Allah benar-benar terwujud.
 penjelasan


Kutipan Kitab suci yang dipakai:  JALAN YANG BENAR(Mat 7: 12); HUKUM YANG TERUTAMA (Mat 22: 37-40); GAUDIUM ET SPES ARTIKEL 29

Secara singkat Pelajaran materi HIDUPBERSAMA ORANG LAIN dapat di lihat dalam rangkuman. Rangkuman Pelajaran Klik di sini

Setelah Memahami pelajaran materi HIDUPBERSAMA ORANG LAIN silahkan kerjakan evaluasi.Evaluasi Pelajaran ini Klik di sini

AKU MEMBANGUN PERSAHABATAN DENGAN ORANG LAIN


AKU MEMBANGUN PERSAHABATAN DENGAN ORANG LAIN
Setiap orang mengalami suatu perkembangan, yang antara seorang dengan yang lain bisa saja berbeda. Termasuk pula perkembangannya dalam pergaulan dan rasa tertarik terhadap lawan jenis. Rasa tertarik terhadap lawan jenis merupakan perkembangan yang normal dalam diri setiap orang. Namun demikian, rasa tertarik terhadap lawan jenis ini perlulah kita tata dan kendalikan secara bertanggung jawab. Ketertarikan  terhadap lawan jenis ini merupakan langkah awal bagi seseorang untuk pada akhirnya sampai pada tahap perkawinan. Ketertarikan terhadap lawan jenis, lama-kelamaan akan berkembang dalam hal yang disebut “pacaran”.
Berpacaran tentunya merupakan hak setiap orang, tetapi setiap orang perlu pula secara bijaksana menentukan saat yang tepat bagi dirinya untuk memulai berpacaran. Dengan kata lain, hendaknya setiap orang tidak dengan gegabah, sebelum waktunya lalu melakukan pacaran, karena dikhawatirkan justru akan menghambat perkembangan dirinya sendiri. Sebab berpacaran yang salah dan tidak bertanggung jawab dapat mendatangkan bencana yang dapat merugikan diri sendiri, pacar, keluarga bahkan masyarakat.
Masa pacaran bertujuan untuk saling mengenal satu sama lain; yaitu untuk mengenal kepribadiannya, segala macam kebiasaannya baik kebiasaan buruk maupun kebiasaan yang baik, mengenal latar belakang keluarganya, latar belakang pendidikan dan sebagainya. Biasanya pada masa pacaran, seseorang “memakai topeng” dalam arti banyak hal yang menyangkut kepribadiannya yang asli ditutup-tutupi supaya tidak mengecewakan pacarnya. Pada masa pacaran, hal-hal yang ditutupi inilah yang hendaknya mampu untuk saling dikenali.
Ada beberapa tahap dalam pergaulan dengan lawan jenis yang pada akhirnya sampai pada jenjang perkawinan, antara lain:
Ø  Tahap I adalah pergaulan biasa, dimana setiap orang bergaul dengan siapa saja tanpa ada perasaan apapun.
Ø  Tahap II Ada kemungkinan berlanjut pada tahap Pacaran atau pada tahap persahabatan. Dalam tahap ini mulailah ada rasa tertarik secara khusus pada lawan jenis (mulai pacaran). Namun demikian ada pula yang mulai bergaul secara khusus sehingga terjalin suatu persahabatan. Bisa jadi seorang sahabat pada akhirnya dapat menjadi pacar atau sebaliknya.
Ø  Tahap III Pertunangan (khusus untuk perkembangan dari tahap berpacaran).  Ketertarikan dan pacaran yang lebih diarahkan menuju jenjang perkawinan.

Pergaulan remaja tidak hanya tertuju untuk berpacaran saja. Namun demikian secara khusus, remaja dapat menjalin pergaulan secara khusus dengan orang-orang tertentu yang bukan untuk berpacaran, inilah yang disebut dengan persahabatan. Manfaat dari persahabatan antara lain: memungkinkan kita untuk mendapat perlindungan dari sahabat, ada yang mau mendengarkan saat mengalami kedukaan, ada orang yang mau mengerti akan dirinya, ada orang yang mau membantu dirinya, ada orang yang mau diajak berbagi suka dan duka dan sebagainya. Persahabatan merupakan pergaulan dengan orang lain yang lebih dalam dan lebih kental dibandingkan dengan pertemanan biasa. Namun demikian, persahabatan yang kental dan mendalam itu dapat pula menjadi retak atau bahkan hancur oleh hal-hal antara lain: ketidakjujuran, egoisme, mencari keuntungan sendiri, tidak setia, sikap pura-pura dan sebagainya.
Iman Kristiani menawarkan prinsip-prinsip persahabatan yang lebih baik dari apa yang sering dipahami oleh remaja. Hal itu dapat direfleksikan dalam persahabatan antara Daud dan Yonathan dalam I Sam 18: 1-4 dan 20: 1-43. Dari kisah tersebut, ada beberapa segi pandang ajaran iman Kristiani tentang persahabatan yaitu:
a)    persahabatan mengandaikan kejujuran dan keterbukaan untuk saling membangun.
b)   persahabatan perlu didasari oleh kebenaran yang tidak dapat dikalahkan oleh ikatan apapun, baik ikatan darah, ikatan fungsional maupun ikatan-ikatan lainnya.
Daud dan Yonathan

Persahabatan yang sejati adalah persahabatan yang sungguh-sungguh berorientasi (tertuju) pada orang yang dikasihinya. Ciri-ciri persahabatan yang sejati adalah:
a)    persahabatan yang memampukan dirinya untuk berbuat tanpa pamrih,
b)   berani meninggalkan dirinya sendiri demi sahabatnya tidak hanya bersama dikala suka,
c)    tetap hadir terutama saat duka menimpa, dan
d)   berani berkorban segalanya demi sahabatnya.

Gambaran sahabat sejati paling nyata ada dalam pribadi Yesus Kristus. Yesus telah membuktikan diri-Nya sebagai sahabat bagi semua orang, terutama mereka yang hidup tanpa harapan, menderita dan dikucilkan. Yesus adalah sahabat yang sejati, sebab Ia berani berkurban untuk sahabat-sahabat-Nya, bahkan Ia menyerahkan nyawa-Nya sendiri demi sahabat-sahabat-Nya. (Lih. Yoh 15: 13-15) Persahabatan sejati tidak dibangun demi kesenangan pribadi dan untuk waktu yang sesaat saja. Persahabatan sejati adalah persahabatan yang dilandasi iman akan Allah yang lebih dahulu mengasihi dan menjadi sahabat manusia (Lih. Sir 6: 5-17).
Persahabatan yang sejati dapat pula akan terpengaruh oleh hal-hal yang buruk seperti halnya persahabatan biasa. Oleh karena itu, persahabatan yang sejati hendaknya selalu kita usahakan untuk dikembangkan dengan cara antara lain:
a)    berusaha mengenal sang sahabat secara mendalam, sehingga dapat sehati sejiwa, memahami harapan, kesulitan, kegembiraan dan kesedihannya agar dapat membantu secara tepat,
b)   refleksi dan berdoa, agar apa saja yang kita lakukan dan dilakukan oleh sahabat dalam persahabatan itu sesuai dengan kehendak Allah.

Sunday, January 27, 2013

MATERI PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK SMP - AKU MEMILIKI KEMAMPUAN DAN KETERBATASAN


AKU MEMILIKI KEMAMPUAN DAN KETERBATASAN


Rendahnya kesadaran para remaja untuk mengetahui dan memahami kemampuan yang dimilikinya serta kurangnya kesempatan untuk mengaktualisasikan diri berdasarkan kemampuannya dapat menimbulkan kebingungan dan sifat iri melihat kemampuan orang lain, sehingga sulit untuk membuat program yang terencana dan terarah demi perkembangan diri dan masa depannya.
Iman Kristiani secara tegas menyatakan bahwa Allah telah memberikan kemampuan khusus atau talenta yang berbeda-beda pada setiap orang, sehingga menjadi pribadi yang unik. Maka setiap manusia dituntut untuk mengembangkan talentanya masing-masing sehingga menghasilkan buah, bahkan secara tegas Allah akan meminta setiap orang untuk mempertanggungjawabkan talenta yang telah diberikan Tuhan (Mat 25: 14-30).
Namun di lain pihak kita juga dituntut untuk menyadari bahwa setiap manusia memiliki kemampuan yang terbatas baik dari segi jasmani maupun rohani. Keterbatasan ini merupakan fakta yang tak dapat dipungkiri.
Dengan keterbatasan itu, maka setiap pribadi diharapkan untuk dapat menjalin relasi dengan sesama, saling bekerjasama, melengkapi, mengisi dan mengembangkan demi kesempurnaannya.
Kitab suci Perjanjian Baru mengisahkan tentang keteladanan murid-murid Yesus dalam mengatasi keterbatasan. Mereka tidak munafik, tetapi secara jujur datang dan minta pertolongan pada Yesus (Mrk 4: 35–41). Hal ini mengajarkan kepada kita sekaligus ajakan dalam mengatasi keterbatasan untuk mencari sumber kekuatan sejati yakni Allah sendiri.

Kutipan Kitab suci yang dipakai:  TALENTA (Mat 25: 14-30), ANGIN RIBUT DIREDAKAN (Bdk. Mrk 4: 35-41; Mat 8: 23-27; Luk 8: 22-25)


Secara singkat Pelajaran materi  AKU MEMILIKI KEMAMPUAN DAN KETERBATASAN dapat dilihat dalam rangkuman. Rangkuman Pelajaran Klik di sini

Setelah Memahami pelajaran materi  AKU MEMILIKI KEMAMPUAN DAN KETERBATASAN silahkan kerjakan evaluasi.Evaluasi Pelajaran ini Klik di sini

RANGKUMAN MATERI MANUSIA SEBAGAI CITRA ALLAH



RANGKUMAN MATERI MANUSIA SEBAGAI CITRA ALLAH


-           Kata Citra dapat memiliki berbagai macam arti, diantaranya adalah sebagai berikut :
a.     Kata Citra dapat diartikan sebagai gambaran yang menunjuk pada identitas seseorang atau kelompok. Dikaitkan dengan nilai yang dianggap baik atau ideal.
b.    Kata Citra juga memiliki makna keserupaan, kesegambaran atau kemiripan antara seseorang atau kelompok yang dicitrakan. Misalnya seorang anak merupakan citra atau gambaran orang tuanya karena memiliki keserupaan, kemiripan dalam hal-hal tertentu.
-           Dalam kisah penciptaan dikatakan bahwa manusia diciptakan sebagai Citra Allah, artinya serupa dan segambar dengan Allah. Hal ini menegaskan bahwa manusia dan Allah berbeda.
-           Sebagai Citra Allah, Allah memiliki karunia khusus kepada manusia berupa akal budi, kebebasan dan hati nurani serta kemampuan untuk mengenal Sang Pencipta. Sehingga manusia memiliki martabat yang luhur dibandingkan dengan ciptaan lainnya, hanya kepada manusialah Allah menganugerahi karunia tersebut.
-           Karena semua manusia adalah Citra Allah, berasal dari Allah yang sama dan sama-sama dikasihi Allah, maka mereka harus saling mengasihi, saling menghormati dan saling membantu dalam mengembangkan martabatnya.
 -           Sebagai Citra Allah manusia diberi tugas untuk : beranakcucu; bertambah banyak; memenuhi bumi; dan menguasai ciptaan Allah lainnya (Kej: 26-30).
-           Kuasa manusia terhadap alam dan isinya bersifat terbatas karena kuasa manusia tersebut berasal dari Allah; maka segala sesuatu yang berkaitan dengan pengelolaan alam harus berdasarkan pada rencana dan kehendak Allah.


MATERI PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK SMP - MANUSIA SEBAGAI CITRA ALLAH

CITRA ALLAH

MANUSIA SEBAGAI CITRA ALLAH

 

Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang paling tinggi derajatnya. Ia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah. Berfirmanlah Allah: ”Baiklah kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita. Supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi. Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.” (Kejadian 1: 26-27).
Dengan kekhasannya tersebut manusia memiliki martabat yang luhur dibandingkan dengan ciptaan yang lain. Ia diberi anugerah akal budi, hati nurani dan kehendak yang bebas. Dengan anugerah itu, hanya manusia yang dapat secara sadar mengenal, menyembah, memuji dan mengabdi kepada Allah.
Selain itu, manusia juga diberi kuasa oleh Allah atas makhluk-makhluk lain, bukan untuk menghancurkan melainkan untuk memanfaatkan, mengatur, memelihara dan mengembangkannya demi kemuliaan Allah dan kesejahteraan manusia sendiri. Jadi, manusia sudah semestinya mengarahkan hidupnya dan seluruh ciptaan kepada Allah Sang Pencipta, Sang Pemberi Hidup.
Namun demikian masih banyak manusia yang bertindak tidak sesuai dengan panggilannya sebagai citra Allah. Tindakan manusia yang sering merugikan dan menghancurkan hubungan manusia dengan Allah, sesama manusia dan dengan alam, merupakan contoh perbuatan yang tidak sesuai dengan panggilannya sebagai citra Allah. Berdasarkan Kitab Kejadian itu pula manusia diberi tugas oleh Allah untuk: beranak cucu dan bertambah banyak, untuk memenuhi bumi dan menguasai, serta untuk memelihara semua alam ciptaan Tuhan ini.



Secara singkat Pelajaran materi  MANUSIA SEBAGAI CITRA ALLAH dapat dilihat dalam rangkuman. Rangkuman Pelajaran Klik di sini

Setelah Memahami pelajaran materi  MANUSIA SEBAGAI CITRA ALLAH  silahkan kerjakan evaluasi.Evaluasi Pelajaran ini Klik di sini